Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usia Jantung Lebih Tua dari Usia Biologis, Risiko Kesehatan Mengintai

Kompas.com - 09/12/2019, 18:24 WIB
Nabilla Tashandra,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber menshealth

KOMPAS.com - Biasanya, jumlah lilin di atas kue ulang tahun seseorang menjadi indikator usia mereka.

Namun, sebuah studi baru menunjukkan bahwa usia jantung kita bis jadi lebih tua daripada angka tersebut.

Lebih dari jutaan orang usia 35 hingga 75 tahun telah menggunakan kalkulator usia jantung dari heartfoundation.org.au.

Sebanyak 79 persen di antaranya menemukan bahwa usia jantung mereka lebih tua daripada usia biologis mereka. Artinya, mereka memiliki peningkatan risiko serangan jantung atau stroke.

Kalkulator tersebut menentukan status kardiovaskular dengan memintamu mengisi data usia, jenis kelamin, tinggi badan, berat badan, kolesterol, tekanan darah, sejarah penyakit jantun atau stroke keluarga berusia di bawah 60 tahun, serta apakah kamu merokok atau memiliki diabetes.

Baca juga: Menyikat Gigi Tiga Kali Sehari Dapat Mengurangi Risiko Gagal Jantung

Analisa terhadap 50.000 sampel menunjukkan bahwa 8 persen responden memiliki usia jantung sama dengan usia biologis mereka dan 13 persen memiliki usia jantung lebih muda dari usia biologis mereka.

Secara keseluruhan, sepertiga dari kelompok sampel ini tidak mengetahui tekanan darah dan kolesterol mereka.

"Satu hingga enam orang yang melakukan tes memiliki usia jantung setidaknya 10 tahun lebih tua daripada usia asli mereka. Artinya mereka memiliki risiko serangan jantung atu stroke yang lebih tinggi dibandingkan orang-orang pada usia mereka," kata CEO Grup Heart Foundation, Ajun Profesor John Kelly.

Dr. Kieran Kennedy menjelaskan, peningkatan risiko bisa disebabkan oleh beberapa hal, misalnya faktor genetik.

Riwayat keluarga dengan penyakit jantung dan/atau masalah yang dapat menambah ketegangan pada jantung yang memberikan risiko lebih tinggi untuk masalah kardiovaskular.

"Salah satu penyebab utama penyakit jantung menjadi salah satu pembunuh terbesar adalah karena faktor gaya hidup dan kesehatan yang berdampak langsung pada jantung dan pembuluh darah," ucapnya.

Baca juga: Mendengarkan Musik Bisa Turunkan Risiko Serangan Jantung Saat Mengemudi

Halaman:
Sumber menshealth
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com