Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesepian, Emosi Manusia yang Dianggap Sama Bahayanya dengan Penyakit

Kompas.com - 10/12/2019, 07:00 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

Sumber


KOMPAS.com - Kesendirian adalah emosi alamiah yang dirasakan manusia. Sudah banyak syair, puisi, hingga novel, yang inspirasinya berangkat dari sebuah rasa keterasingan kronis manusia.

Lebih dari sekadar sebuah perasaan, kesepian kini dianggap sebagai momok, kondisi yang harus diperlakukan seperti penyakit menular dan mematikan.

Menurut sebuah literatur, kurang memiliki interaksi sosial dianggap lebih berbahaya daripada menghisap 15 batang rokok sehari dan lebih mematikan daripada obesitas.

Jadi masuk akal bagaimana perasaan sendiri dapat diterjemahkan ke dalam penyakit fisik.

Manusia adalah makhluk sosial, selayaknya makhluk sosial, manusia harus saling membantu dan terhubung untuk melakukan sesuatu. Manusia akan survive jika bersama-sama, berada dalam kelompok. Meski begitu, kita tak akan benar-benar mati kelaparan jika tak punya kelompok.

Kesepian merujuk pada ketidakmampuan untuk melakukan kontak dan komunikasi dengan orang lain sehingga muncul perasaan tidak enak.

Terisolasi secara sosial, akan menyakiti emosional dan psikologis, dan akhirnya menimbulkan gejala secara fisik.

Kesepian atau tak mampu menjalin komunikasi dalam jangka panjang (lebih dari dua minggu) dikaitkan dengan tekanan darah tinggi, depresi, penyakit jantung, dan stroke, di antara kondisi-kondisi lain, termasuk penyakit Alzheimer.

Lebih dari sekadar sendirian, efek negatif itu tampaknya disebabkan oleh peningkatan peradangan secara berlebihan.

“Orang menganggap hubungan mereka terkait dengan kesejahteraan emosional saja, terkadang mereka tidak mengenali efek mendalam yang dimiliki terhadap kesehatan fisik,” kata profesor psikologi Julianne Holt-Lunstad, Ph.D.

Menurut penelitian Holt-Lunstad, orang yang kesepian risikonya mengalami kematian dini naik 26 persen. Bagi mereka yang memiliki sedikit atau tidak ada kontak sosial, kemungkinan kematiannya naik menjadi 29 persen, dan untuk orang yang hidup sendiri melonjak menjadi 32 persen.

“Kita perlu memperhatikan hubungan sosial kita seserius kita memperhatikan pola makan, olahraga, nutrisi, dan semua hal lain yang kita ketahui berdampak pada kesehatan kita,” katanya.

Baca juga: Mengapa Generasi Milenial Sering Merasa Kesepian?

Kenapa saat ini kita merasa lebih kesepian dari sebelumnya

Jika kesepian adalah penyakit, itu adalah penyakit yang mencapai proporsi pandemi. Di negara maju, makin banyak orang yang hidup sendiri.

IlustrasiShutterstock Ilustrasi

Faktor lain adalah evolusi teknologi yang sangat cepat. Kita telah mengalami lebih banyak perubahan dalam 24 tahun terakhir daripada yang dalam 2.500 tahun sebelumnya.

Halaman:
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com