Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/12/2019, 12:17 WIB
Lusia Kus Anna

Editor


JAKARTA, KOMPAS.com - Era industri 4.0 sudah di depan mata, kondisi ini diprediksi membuka peluang terbukanya profesi baru dan partisipasi perempuan bekerja, serta membaiknya kesetaraan gender.

Isdar Marwan, Direktur Career Services, Mercer mengungkapkan, banyak profesi baru di masa depan, namun banyak juga pekerjaan yang akan hilang.

“Dari 100 persen pekerjaan saat ini, 10 persen akan hilang, dan 35 persen pekerjaan akan berubah drastis karena teknologi,” katanya dalam acara talkshow Women and The Future of Work yang diadakan oleh Plan International di Jakarta (10/12).

Salah satu sisi positif dari revolusi industri ini semakin terbukanya kesempatan perempuan untuk mengambil bagian dalam dunia kerja.

Saat ini partisipasi perempuan dalam tenaga kerja di Indonesia masih rendah. Data dari Badan Statistik (BPS) pada Februari 2018 menunjukkan, tingkat partisipasi kerja perempuan hanya 55,4 persen dan 83,01 persen untuk laki - laki.

Rendahnya jumlah perempuan bekerja, dinilai Woro Srihastuti, Direktur Keluarga, Perempuan, Anak, Pemuda dan Olahraga, Bappenas karena ketimpangan gender.

Perempuan masih dibebanin peran ganda dan aktivitas domestik yang membuat mereka sulit untuk bekerja.

"Mau equal bagaimana jika mindsetnya belum terbangun. Perempuan dituntut untuk bekerja, tapi nanti masih dibebanin oleh aktivitas domestik. Itu berat. Ada anggapan pengasuhan itu hanya perempuan saja. Tidak bisa, pengasuhan itu harus dilakukan bersama," kata Woro dalam acara yang sama.

Para pembicara talkshow Women and The Future of Work di Jakarta (10/12).Renna Yavin Para pembicara talkshow Women and The Future of Work di Jakarta (10/12).

Keuntungan bagi perempuan

Peran teknologi yang makin besar dalam kehidupan sehari-hari dan dunia kerja, dapat membawa keuntungan bagi perempuan bekerja.

Head of Public Policy Google Indonesia, Putri Alam mengungkapkan, dahulu ketika ia masih bekerja di perusahaan sepatu, yang bisa bekerja dibagian press sepatu hanya lelaki saja. Kini, dengan dibantu teknologi perempuan juga bisa bekerja dalam bidang tersebut karena sudah tidak memerlukan tenaga yang besar.

Di sisi lain, perempuan harus mempersiapkan diri dan membekali diri dengan keterampilan. Misalnya saja memiliki literasi digital yang baik untuk menunjang pekerjaannya atau bagi pelaku UMKM untuk memperbesar pasar.

Hal itu juga perlu didukung oleh keterbukaan perusahaan untuk menerima pekerja perempuan sebagi karyawannya.

Isdar Marwan menjelaskan, di masa depan yang paling diperlukan dari sebuah pekerjaan adalah empati. Hal itu terjadi ketika banyak hal yang berbau digital dan teknologi maka orang akan butuh perhatian dan sentuhan manusia, karena sejatinya manusia adalah makhluk sosial.

“Perempuan lebih unggul dalam masalah empati dibandingkan laki – laki. Perusahaan yang menempatkan wanita dalam bisnisnya, kemungkinan akan lebih mudah untuk mendapatkan inovasi dan bisa lebih memahami pegawainya,” tutur Isdar.

Dondi Hananto dari Patamar Capital menambahkan, investasi gender sebenarnya bukan hanya melihat founder atau entrepreneur perempuan tapi juga melihat bagaimana bisnis ini berdampak pada perempuan. (Renna Yavin)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com