Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Buru-buru Beri Makanan, Bayi Menangis Bukan Cuma karena Lapar

Kompas.com - 11/12/2019, 20:52 WIB
Dian Reinis Kumampung,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com— Mendengar tangisan bayi yang tak kunjung berhenti bisa membuat panik orangtua baru. Biasanya untuk membuatnya tenang bayi akan diberi susu. Padahal, tak semua tangisan bayi menandakan ia lapar.

Untuk itu, bila bayi Anda menangis, jangan buru-buru berasumsi bahwa ASI yang diberikan kurang atau bayi masih merasa lapar, sehingga diberikan makanan padat dini pada si kecil karena pencernaan bayi belum siap.

Menurut dokter sepsialis anak, dr. Lucia N. Simbolon, MSc., Sp.A, menangis adalah satu-satunya cara bayi untuk berkomunikasi dengan lingkungan.

“Nah, bayi itu bahasanya baru bisa nangis. Tapi kan enggak mesti lapar,” kata Lucia kepada Kompas.com saat dihubungi, Selasa (10/12/2019).

Namun, tangisan bayi memiliki banyak arti, dan tak melulu karena ingin menyusu atau lapar.

“Tapi mungkin saja dia nangis itu karena kembung, kepanasan, tidak tentu lapar,” ujar Lucia.

Bayi yang membuka mulutnya saat diberi puting ataupun dot, kerap kali menjadi indikator orangtua yang menganggap bayinya sedang lapar.

"Misalnya baru dikasih minum, sejam kemudian nangis, terus dikasih minum, dia pasti mau. Karena rasa puasnya memang ada di mulut,” kata Lucia.

“Kita harus bisa membaca bahasa bayi kita, kira-kira menangis kenapa,” imbuhnya.

Kebutuhan bayi akan ASI memang tak bisa dipukul rata. Hanya saja, bayi harus menyusu setiap 2-3 jam sekali. Namun bila tak sampai 2 jam bayi sudah menangis, ada kemungkinan ada yang tak benar pada posisi menyusu atau volume air susu yang tak mampu memuaskan bayi.

“Dilihat dulu sebab lain, kalau belum satu jam sudah menangis lagi dan haus, kita harus kroscek, tadi menyusuinya benar atau tidak, susunya keluar atau tidak. Kalau ada kondisi-kondisi seperti itu harus dikomunikasikan sama dokter,” ujar Lucia lagi.

Baca juga: Ini Kata Dokter tentang Bahaya Pemberian Makanan Padat pada Bayi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com