Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meraba Tren Fesyen 2020 dari Koleksi para Desainer Indonesia

Kompas.com - 12/12/2019, 11:13 WIB
Reni Susanti,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Bahkan Evolution Culture lebih banyak menggunakan bahan linen, katun, dan beberapa material yang mudah terurai dan tidak banyak meninggalkan efek buruk terhadap lingkungan.

Hal itu tidak mengurangi keindahan desainnya. Terinspirasi dari konsep kerajaan Jawa yang dicampur dengan konsep era Victorian, lahirlah desain baru, muda, wearable, dengan konsep mix and match.

Itulah mengapa, produknya tidak termasuk era fast fashion, sehingga masih bisa ngetren hingga ke tahun-tahun selanjutnya.

Desainer muda, Intan Talia membuat Pelleshell. Yakni busana semicouture yang terinspirasi dari banyaknya kantong plastik sampah hitam yang terbuang sia-sia.

Koleksi ini dibuat dari kantong plastik dengan menggunakan teknik heat pressed plastic dan rajut plastik yang dikombinasikan dengan bahan kulit dan kain taffeta, sehingga menjadi busana bernuansa hitam berkesan edgy.

3. Budaya Lokal

Budaya lokal jelas terlihat dari 50 desainer lebih yang memamerkan karyanya. Ada yang menggunakan tenun, batik lurik, hingga berbagai hiasan seperti gambar wayang dan lainnya.

Misalnya Lannoir by Lania Rakhmawati. Brand modest wear kontemporer dengan garis modern dan bergaya urban ini mengambil tema substratum.

Substratum berasal dari kata substrat yang berarti wadah atau dasar.

Lewat karya itu, Lania ingin menunjukkan budaya lokal menjadi dasar dalam berkarya, meski dibalut dalam busana modern.

Baca juga: Ecobember Pack, Koleksi Ramah Lingkungan dari Onitsuka Tiger

“Motif kawung dalam berbagai teknik embroidery saya pilih menjadi muatan lokal yang menyatu dengan garis dan gaya yang urban dan modern,” ungkap dia.

Begitupun dengan desainer Deden siswanto. Ia menggunakan batik dan bahan yang merepresentasikan flora, fauna, dan hutan di Indonesia.

Tak terkecuali Emmy Thee. Ia menggunakan bahan tenun daun ulap doyo dari Kalimantan Timur, dengan teknik pewarnaan alam.

“Saya juga menggunakan tenun dari benang tencel pewarnaan alam,” tutup dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com