Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/12/2019, 10:00 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Kanker merupakan penyakit yang membutuhkan biaya besar. Walau biaya pengobatannya mungkin ditanggung oleh BPJS Kesehatan, tetapi waktu pengobatan yang lama tetap menguras dana.

Selain obat, pengeluaran yang harus ditanggung pasien adalah biaya transport ke rumah sakit. Apalagi jika pasien kanker dirujuk berobat ke Jakarta tentu harus mengeluarkan biaya untuk tempat tinggal selama pengobatan.

Belum lagi keluarga yang ikut menunggu pasien terpaksa tidak bisa bekerja sehingga penghasilan berkurang. Pendamping pasien juga butuh biaya untuk makan dan kebutuhan lain yang menunjang terapi.

Kehadiran rumah singgah kanker yang dikelola oleh komunitas pasien seperti Cancer Information and Support Center (CISC) menjadi salah satu penolong pasien kanker yang berasal dari luar kota.

Di salah satu rumah singgah milik organisasi ini yang berlokasi di kawasan Slipi Jakarta Barat, pasien hanya diminta membayar Rp 10.000 setiap hari.

Menurut pengurus CISC, Sri Suharti, pasien yang bisa tinggal di rumah itu adalah pasien yang berasal dari luar Jakarta. Fasilitas yang disediakan di rumah yang berdiri tahun 2003 ini adalah tempat tidur untuk satu pasien dan satu pendamping.

"Untuk pasien dan pendamping yang tinggal di rumah ini dikenakan biaya Rp 10.000 perhari. Tetapi, bagi yang kurang mampu bisa tinggal secara gratis," ujar Sri kepada Kompas.com (13/12).

Baca juga: Melayani Pasien Kurang Mampu, Ini Syarat untuk Menginap di Rumah Singgah Peduli

Iuran yang dikenakan itu, lanjut Sri, dimaksudkan agar pasien dan keluarga merasa ikut bertanggung jawab memenuhi kebutuhan di rumah singgah ini. Rumah singgah sendiri menerima bantuan untuk operasional dari donatur.

Pengurus rumah singgah akan menyediakan alat kebersihan, sembako, serta peralatan masak.

"Jadi pasien dapat membeli bahan mentah untuk lauk, lalu memasaknya sendiri," kata Sri.

Relawan dari PT.Pfizer berfoto bersama dengan pengurus rumah singgan kanker pasien kanker di kawasan Slipi Jakarta, Jumat (13/12/2019).Renna Yavin Relawan dari PT.Pfizer berfoto bersama dengan pengurus rumah singgan kanker pasien kanker di kawasan Slipi Jakarta, Jumat (13/12/2019).

Ia menambahkan, lama tinggal pasien dan pendampingnya tergantung pada terapi yang dijalani. Ada yang tiga hari untuk kontrol setelah terapi, tetapi ada juga yang hitungan bulan, bahkan tahunan.

"Biasanya tinggal di sini sambil menunggu jadwal kemoterapi dan radiasi," katanya.

Pasien berasal dari berbagai kota, yang asalnya terjauh adalah dari Kalimantan.

Keberadaan rumah singgah sangat dibutuhkan pasien untuk mengurangi biaya, sayangnya jumlahnya masih terbatas. CISC yang mengelola tiga rumah singgah pun selalu penuh.

Bersih-bersih

Selain donasi dalam bentuk uang dan barang, sumbangan dalam bentuk tenaga juga dibutuhkan oleh rumah singgah pasien kanker. Salah satunya adalah kegiatan bersih-bersih rumah singgah seperti yang dilakukan 15 relawan dari PT.Pfizer Indonesia.

Jika kondisi rumah singgah bersih dan rapi, pasien dan pendamping yang tinggal pun bisa lebih bersemangat menunggu waktu pengobatan.

Baca juga: Telat Diagnosis dan Biaya jadi Tantangan Utama Pengobatan Kanker

Secara gotong-royong, para relawan itu membersihkan seluruh ruangan yang ada di rumah singgah CISC di jalan Anggrek Neli, Slipi tersebut. Hampir semua bagian rumah tak luput dari proses pembersihan, mulai dari disapu, lap, dan dipel.

"Sebenarnya kami dapat membawa lebih banyak relawan untuk ikut kegiatan ini. Tapi karena keterbatasan tempat dan tidak ingin mengganggu pasien di sini, kami membawa 15 relawan saja," kata Public Affairs Director Pfizer Indonesia, Bambang Chriswanto, di sela acara.

Ia mengatakan, kegiatan tersebut merupakan bagian dari program kepedulian sekaligus ulang tahun Pfizer secara global yang ke-170.

Kegiatan lain yang utama, lanjutnya, adalah edukasi tentang kanker kepada pasien dan caregiver sehingga mendapatkan informasi yang tepat tentang penyakitnya.

"Kegiatan di rumah singgah ini akan berlanjut dalam kegiatan yang lebih besar lagi. Kami merancang beberapa kolaborasi untuk pasien kanker bisa mendapatkan pengobatan yang lebih baik," katanya.

(Renna Yavin)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com