Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/12/2019, 08:08 WIB
Wisnubrata

Editor

SINGAPURA, KOMPAS.com - Desert boots barangkali adalah salah satu jenis sepatu boots paling populer di dunia. Sepatu setinggi pergelangan kaki dengan dua atau tiga lubang tali dan sol berbahan karet mentah ini nyaman dipakai, sekaligus terlihat keren.

Tak heran bila desert boots mendapat tempat khusus saat Clarks, brand sepatu asal Inggris, memamerkan koleksi terbarunya untuk Spring Summer 2020 di Singapura Rabu (11/12/2019) lalu.

Ya, Clarks memang dianggap sebagai salah satu perusahaan yang paling awal membuat desert boots sekaligus mempopulerkan sepatu jenis itu.

Kisah desert boots Clarks tak lepas dari nama Nathan Clark, cicit James Clark, salah satu pendiri brand itu. Pada Perang Dunia II, tepatnya tahun 1941, Nathan yang merupakan anggota militer Inggris ditempatkan di Burma.

Di sana ia melihat banyak perwira Inggris mengenakan sepatu boots setinggi pergelangan kaki dengan sol dari karet mentah atau crepe. Para perwira itu menggunakannya saat mereka bersantai.

Nathan yang tertarik dengan bentuk sepatu itu lalu mencari tahu dari mana mereka mendapatkannya. Rupanya para tentara itu membelinya di pasar-pasar di Kairo, Mesir saat bertugas di sana.

Sepatu itu dipilih karena ringan, tidak gerah, dan lebih nyaman dipakai di daerah gurun yang panas. Sol karetnya juga membuat mereka lebih mudah bergerak di tanah berpasir.

Asal muasal sepatu Kairo itu sendiri tidak jelas. Namun beberapa catatan menyebut desainnya diambil dari sepatu veldskoen dari Afrika Selatan yang dibuat oleh para pendatang dari Belanda di abad 17. Bentuknya sendiri diyakini terinspirasi dari sepatu tradisional suku Khoisan.

Nathan kemudian mengirim sketsa dan pola yang dibuat dari kertas koran ke Somerset, Inggris, tempat perusahaan keluarganya membuat sepatu. Namun ide itu kurang mendapat tanggapan, sampai Nathan akhirnya memotong pola sendiri setelah ia pulang dari perang.

Baca juga: Apa itu Chukka Boots? Mari Mengenalnya Lebih Dekat

Clarks desert bootsKompas.com/Glori Wadriyanto Clarks desert boots
Menurut cerita, saat itu perusahaan tidak terlalu tertarik membuat desert boots karena menganggap boots kasual akan sulit dijual, apalagi menggunakan bahan suede dan sol karet yang terkesan murah. Suede sendiri dianggap bahan sisa yang kalah bagus dibanding kulit.

Namun Nathan tidak putus asa. Ia tetap membuat sepatu itu dan membawanya ke Chicago Shoe Fair pada tahun 1949. Ternyata sambutan terhadap sepatu itu luar biasa. Banyak orang menyukainya, bahkan sepatu model baru itu menjadi bahan pemberitaan koran setempat.

Karena banyaknya permintaan, pada tahun 1950, Clarks mulai membuat desert boots dalam skala yang besar dan menjadikannya salah satu sepatu ikonik yang sampai saat ini masih memiliki banyak penggemar.

Kini, hampir 70 tahun semenjak kelahirannya, desert boots bisa ditemukan dalam berbagai merek. Namun yang paling populer dan klasik barangkali adalah buatan Clarks.

Perusahaan sepatu yang berdiri sejak tahun 1825 bahkan membuat desert boots dalam berbagai warna. Bahan yang dipakainya juga bukan hanya suede, namun juga kulit yang berkualitas.

Adapun suede yang digunakan memiliki tekstur yang lembut dan kenampakan apik. Suede ini didatangkan dari penyamakan Charles F Stead yang merupakan salah satu penyamak kulit tertua di Inggris.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Every last detail of the #DesertBoot remains true to one revolutionary original. #DesertBoot #ClarksOriginals

A post shared by Clarks Shoes (@clarksshoes) on Dec 7, 2019 at 1:07am PST

Bentuknya yang simpel namun tetap keren menjadikan desert boots sepatu yang populer. Sepatu ini juga dipilih orang karena nyaman dipakai. Selain itu, ia luwes dan cocok dipadupadankan dengan berbagai busana, baik resmi maupun kasual atau santai.

Desert boots seolah berada di perbatasan antara sepatu resmi dengan sepatu kasual, sehingga bisa dipakai di semua gaya. Ia cocok dipakai bersama jeans, chino, celana bahan, bahkan celana pendek.

Banyak orang memakainya dalam berbagai gaya, tak terkecuali The Beatles, The Who, James Bond dalam film Skyfall maupun Spectre, bahkan Kanye West yang menjadi ikon mode kekinian.

Pendek kata, sepatu klasik yang dulunya dipakai para tentara yang bertugas di gurun, kini telah menjadi sepatu orang-orang kota.

Baca juga: Then. Now. Always. Harapan Clarks untuk Abadi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com