BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan BCA

Bertengkar dengan Kakak atau Adik Sendiri? Ini Siasat Berdamainya

Kompas.com - 18/12/2019, 19:08 WIB
Hotria Mariana,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Renggangnya hubungan saudara kandung adalah kejadian yang sangat umum, sebagaimana dikutip dari Psychology Today.

Tak dapat disangkal, saat masih kanak-kanak, kedekatan antara kakak dan adik begitu terasa. Beragam hal gila dan aneh kerap dilakukan bersama tanpa memikirkan risiko yang akan timbul.

Namun, makin dewasa kedekatan tersebut akan terasa berbeda. Pasalnya, masing-masing telah memiliki jalan hidup sendiri dan ini adalah sebuah keniscayaan yang tak dapat dihindari.

Apabila dalam proses tersebut terjadi konflik, maka bisa jadi ini tak seenteng ketika masih kanak-kanak. Malah, jika jalan keluar tak ditemukan, maka hubungan saudara kandung jadi taruhannya.

Nah, masih ingatkah kapan terakhir kali Anda bercengkerama dengan adik atau kakak kandung Anda?

Masing-masing dari Anda sudah pasti punya jawaban berbeda. Ada yang masih rutin bertegur sapa meski tidak setiap hari dan ada pula yang sebaliknya.

Bahkan, saudara kandung yang tak menjalin komunikasi selama puluhan tahun pun ada. Ini dikatakan Daniel Shaw, psikolog Universitas Pittsburgh dalam laman Reader Digest.

Jika jawaban pertanyaan di atas adalah yang kedua atau terakhir, maka coba pertimbangkan kembali untuk berdamai dengan adik atau kakak Anda.

Sebab, studi yang dimuat Huffington Post, Senin (10/4/2017) menemukan, hubungan dengan saudara kandung akan berpengaruh pada tingkat kesejahteraan hidup usia paruh baya yang terdiri dari kesehatan, suasana hati, kesehatan, semangat hidup, stres, depresi, kepuasan hidup.

Tak hanya itu, hubungan erat dengan saudara kandung juga dapat meringankan kesepian di kemudian hari.

Intinya, hubungan erat antar saudara kandung memberikan dampak baik bagi suasana hati dan kesehatan secara keseluruhan.

Berikut ini adalah beberapa cara untuk mempererat lagi hubungan Anda dengan saudara kandung meski masing-masing sudah beranjak dewasa.

Bangkit dari masa lalu, bangun kembali fondasi yang baru

Kendati perseteruan adalah hal lumrah dalam hubungan persaudaraan, bukan berarti ini bisa dibiarkan berlarut-larut.

Pengacara sekaligus kolumnis Psychology Today Wendy Patrick, JD, Ph.D. mengatakan, manusia memang cenderung fokus pada sisi negatif orang lain. Namun, tak menutup kemungkinan proses pendewasaan mampu membalikkan cara pikir tersebut.

Karenanya, Wendy menyarankan, coba pikirkan hal-hal yang Anda kagumi dan positif dari saudara Anda. Dengan demikian, keinginan untuk terhubung kembali pun akan bertambah kuat.

Selain itu, baik Anda maupun saudara tak perlu lagi mengungkit kesalahan apalagi membahasnya berulang-ulang.

Singkirkan ego berdasarkan urutan lahir

Penasihat keluarga sekaligus penulis buku Joseph R. Sanok, MA mengatakan, urutan lahir dapat memainkan peran besar dalam membentuk kepribadian, kehidupan, dan hubungan Anda sebagai anak di dalam keluarga.

Contoh anak pertama suka memerintah, anak tengah hobi mencari perhatian, dan anak bungsu identik dengan sifatnya yang manja.

“Kita sering jatuh ke dalam peran ini secara tidak sadar dan ini dapat menyebabkan banyak gesekan," katanya.

Konsepsi ini pula yang acap kali membuat satu sama lain merasa gengsi untuk meminta maaf duluan. Karenanya, Joseph mengimbau, ada baiknya Anda dan saudara keluar dari stereotip tersebut.

Menghubunginya secara pribadi menjadi salah satu cara berdamai dengan saudaraShutterstock Menghubunginya secara pribadi menjadi salah satu cara berdamai dengan saudara

Manfaatkan teknologi

Menurut Sanok, teknologi menjauhkan yang dekat tak sepenuhnya benar, justru sebaliknya.

Kehidupan masing-masing tentu membuat satu sama lain sedikit merasa asing. Karenanya, membuat sebuah grup percakapan WhatsApp yang anggotanya terdiri dari keluarga inti bisa jadi solusi untuk saling mengenal kembali.

Bila hal tersebut dirasa kurang nyaman, alternatifnya Anda bisa langsung menghubungi saudara lewat pesan pribadi.

"Ini memungkinkan Anda untuk berkomunikasi dengan cara yang sedang berlangsung dan saling memperbarui tentang hal-hal kecil sehari-hari," kata Sanok.

Percakapan tak harus diisi dengan obrolan serius, yang penting saling menujukkan perhatian seperti menanyakan kabar, menyemangati jika ada salah satu sedang kesusahan, atau sesekali membagikan konten-konten lucu agar suasana sedikit mencair.

Pun, tidak masalah jika Anda ingin membagikan foto usai melakukan aktivitas menyenangkan, seperti makan-makan agar kedekatan makin terasa.

Jangan lupa tambahkan keterangan, misalnya “Hai, sudah makan belum? Saya baru saja makan pizza favorit kita waktu masih kecil, lho. Kamu mau?”.

Beruntung di era teknologi canggih seperti saat ini, aplikasi pesan instan seperti WhatsApp dan Line tak hanya berfungsi sebagai layanan chatting, phone call, dan video call.

Lebih dari itu, kedua aplikasi tersebut atau sejenisnya ternyata juga bisa Anda manfaatkan untuk membagikan hadiah.

Namun, pengalaman tersebut baru bisa Anda rasakan jika fitur BCA Keyboard sudah tersemat di gawai pintar Anda.

Adapun BCA Keyboard merupakan inovasi yang mempermudah nasabah pengguna BCA mobile melakukan transaksi perbankan secara instan melalui aplikasi chat pada smartphone Android.

Transaksi yang dapat dilakukan dengan BCA Keyboard pun beragam, seperti transfer, cek saldo, dan mutasi rekening. Untuk mengaktifkan layanan ini, silakan kunjungi tautan ini.

Selain urusan transaksi perbankan yang #dibikinsimpel, melalui inovasi tersebut Anda jadi bisa menunjukkan perhatian lebih sekaligus berbagi kebahagiaan.

Caranya, lewat mentransfer sejumlah uang dengan keterangan “Ini uang untuk jajan pizza, ya”.

Tak perlu merasa canggung memberikan hadiah berupa uang. Sebab, survei yang dilakukan Mint.com terhadap 1.000 orang Amerika menemukan, 61 persennya lebih suka uang tunai atau voucher ketimbang benda.

Saling mengunjungi

Bila memungkinkan, sempatkan diri untuk saling mengunjungi satu sama lain. Tak perlu memberitahukan perihal kedatangan, sebab dengan memberikan kejutan akan membuat orang lebih merasa diperhatikan.

Malah, kemunculan Anda akan terasa spesial jika hadir bertepatan dengan hari-hari spesialnya, seperti ulang tahun, kelahiran anak, atau kelulusan.

Jangan lupa hindari membahas topik-topik panas yang bersinggungan dengan perbedaan sudut pandang. Contohnya politik atau agama, dan sebagainya.

Topik-topik seperti itu kerap kali mudah menuai perselisihan. Kedengarannya umum, namun kadang hal ini masih saja kecolongan. 


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com