Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/12/2019, 13:03 WIB
Nabilla Tashandra,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Diet Dr. Sebi juga merekomendasikan daftar produk bermerek yang tersedia di situs web merek tersebut. Meskipun Dr. Sebi sendiri meninggal pada tahun 2016, pola ini terus berlanjut, dengan pencarian diet yang meningkat secara berkala sepanjang tahun.

Diet ini menjadi bagian dari tren memangkas produk hewani karena berbagai alasan, termasuk kesehatan, kepedulian etik dan melindungi lingkungan.

3. Noom diet

Noom adalah aplikasi penurun berat badan yang memungkinkan kita mendapatkan umpan balik secara individual.

Pengguna aplikasi akan memasukan data berat badan serta data seberapa sering mereka berolahraga, makan dan tidur. Kemudian mereka akan mendapatkan saran secara personal dan pesan secara kelompok dari pelatih manusia (bukan mesin), termasuk akses sumber online seperti artikel.

Pada 2017, Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit memasukkan Noom ke dalam daftar rekomendasi diet yang dianggap berbasis bukti dan mampu membantu mencegah diabetes.

Harga program ini berkisar Rp 223.000 hingga Rp 830.000 per bulannya, teegantung seberapa banyak kamu setuju untuk berlangganan.

Baca juga: Studi Temukan Diet 10:4 Efektif Turunkan Berat Badan

4. Pola makan 1.200 kalori

Menurut diet ini, kita perlu membatasi asupan makanan hanya 1.200 kalori demi menurunkan berat badan. Pola ini menjadi tren di Januari 2019 namun secara perlahan menurun popularitasnya.

Sayangnya, pola ini memang tidak bisa diberlakukan bagi semua orang. Sebab, setiap orang membutuhkan kalori yang berbeda berdasarkan sejumlah faktor, seperti tinggi badan, berat badan, jenis kelamin, usia, dan tingkat aktivitas.

Menurut perkiraan dasar umum, jika kita mencoba menurunkan berat badan, caranya adalah menghitung kebutuhan kalori sendiri, kemudian mengurangi 300-500 kalori sehari dari angka itu.

Bagi kebanyakan orang, jumlah itu sekitar 1.500 hingga 2.000 kalori setiap hari.

Sebagian orang mungkin dapat menerapkan hanya 1.200 kalori, namun jumlah itu mungkin terlalu rendah untuk orang lain dan dapat mengganggu penurunan berat badan, selain menyebabkan efek samping lain seperti kurang energi dan perubahan suasana hati.

Para ahli gizi terus memperdebatkan bahwa makan adalah mengenai kualitas, bukan kuantitasnya. Sehingga jenis makanan yang kamu makan, dan tentunya berat badan ideal, adalah faktor terpenting dalam kesehatan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com