Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Geprek Cookies, Kue Kering Rasa Ayam Geprek, Berani Coba?

Kompas.com - 20/12/2019, 10:38 WIB
Reni Susanti,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Bagi para pecinta kue kering, tentu sudah tidak asing lagi dengan nastar, kaastengel, putri salju, sagu keju, dan lainnya.

Kue-kue ini biasanya menjadi teman keluarga saat menikmati hari raya dan libur panjang, seperti masa-masa di penghujung tahun ini. 

Namun, seiring berkembangnya zaman, kue kering tersebut bertransformasi dengan berbagai inovasi.

Misalnya, ada Jengkies Cookies yang berbahan dasar jengkol, serta Ripet Cookies yang terbuat dari ikan teri dan pete.

Baca juga: 4 Tips Bikin Kue Kering Lebaran yang Crunchy dan Nikmat

“Untuk menyambut Natal dan Tahun Baru ini, kami menghadirkan Geprek Cookies,” ujar General Manager J&C Cookies, M Farhan Basyir kepada Kompas.com.

Geprek Cookies terinspirasi dari makanan ayam geprek. Bahan yang digunakan pun sama, ayam geprek.

Mulai dari daging ayam, kulit ayam, cabai rawit, hingga beberapa jenis bumbu. Jadi tak heran jika rasanya mirip dengan memakan ayam geprek dalam bentuk kue kering.

Geprek Cookies merupakan kue kering yang terinspirasi dari ayam geprek. KOMPAS.com/RENI SUSANTI Geprek Cookies merupakan kue kering yang terinspirasi dari ayam geprek.
Saat Kompas.com mencicipi kue kering ini, ada sensasi krispi dari makanannya. Butiran krispi tersebut berasal dari kulit ayam.

Itulah mengapa, ada kalanya potongan kue yang satu dengan yang lainnya, mengeluarkan rasa sedikit berbeda. Misal, lebih asin dibanding yang lain.

Baca juga: Sensasi Pedas dan Gurih Ayam Geprek di The Peoples Cafe

Yang unik dari kue ini adalah sensasi pedas dari cabai rawitnya. Begitu digigit, rasa pedas menyebar ke seluruh mulut.

Rasa pedasnya terbilang pas. Tidak terlalu pedas untuk orang yang suka pedas. Namun masih bisa dinikmati bagi orang yang kurang suka pedas.

Bentuk kue ini pun berbeda dari biasanya. Kue dibuat dalam ukuran lebih kecil dari biasanya. Jumlahnya pun lebih sedikit.

“Sengaja dibuat sedikit karena pasarnya (belum banyak),” tuturnya.

Farhan mengatakan, riset yang dilakukan sebelum memproduksi kue ini terhitung panjang. Terutama untuk tingkat kepedasan.

Baca juga: Kue Kering Unik, dari Bentuk Ulat hingga Biji Kopi

“Rasa yang sekarang yang dinilai paling pas. Tapi buat saya sendiri terlalu pedas,” ucapnya.

Kue tersebut bisa didapatkan di pop up store di mal-mal yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Depok, Bekasi, Makassar, dan Semarang.

“Jelang Natal, Tahun Baru, dan Imlek 2020, kami memang membuka pop up store untuk menjangkau pembeli yang lebih luas. Kami juga menjualnya online melalui website,” ujar Farhan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com