Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Vaksin HPV untuk Cegah Kanker Serviks Diberikan Dua Kali?

Kompas.com - 22/12/2019, 09:40 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com - Kanker leher rahim (serviks) merupakan kanker yang bisa dicegah dengan pemberian vaksin HPV (human papillomavirus). Pada anak-anak, suntikan vaksin ini perlu dilakukan dua kali.

Infeksi HPV bisa terjadi pada semua kelompok umur. Akan tetapi, mayoritas terjadi pada kelompok remaja dan dewasa awal. Oleh karena itu, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan pemberian vaksin HPV pada anak perempuan sejak usia 9 tahun dengan jeda waktu satu tahun.

Sementara pada orang dewasa ataupun orang yang telah aktif secara seksual, vaksinasi HPV dilakukan tiga kali dengan interval dua bulan antara vaksinasi pertama dan kedua serta interval 6 bulan antara vaksinasi kedua dan ketiga.

Imunisasi HPV akan menimbulkan antibodi yang kuat. Antibodi ini dapat menetralkan virus HPV sehingga infeksi dapat dicegah.

Menurut Prof.Cissy B. Kartasasmita, Sp.A(K), virus HPV masuk ke dalam tubuh ketika ada celah luka pada lapisan epitel di serviks, berupa sobekan kecil saat berhubungan seksual.

"Berdasarkan penelitian, proteksi maksimal bisa didapat melalui pencegahan primer berupa vaksinasi yang dilakukan pada anak berusia 9 tahun," katanya.

Baca juga: 7 Mitos dan Fakta Soal Kanker Serviks yang Wajib Diketahui Perempuan

Lebih lanjut Prof. Cissy mengambarkan, secara teori kerja vaksin, suntikan pertama bekerja untuk menghasilkan sel memori dalam tubuh. Sel memori akan bereaksi ketika diberikan vaksinasi lanjutan sehingga ketika virusnya masuk, tubuh bisa langsung mengeluarkan antibodi untuk melawan.

Di beberapa kota di Indonesia sudah dilakukan proyek percontohan pemberian vaksin HPV pada pelajar putri berusia sekitar 10-11 tahun, yaitu di Jakarta tahun 2016 dan di Yogyakarta, Surabaya, Makassar, dan Manado tahun 2018.

Adapun vaksin HPV yang diberikan dalam program ini adalah yang dapat melindungi tubuh dari empat tipe HPV (tipe 6, 11, 16, dan 18). Selain mencegah kanker serviks, vaksin ini juga bisa mencegah kutil kelamin, kanker kelamin, serta kanker vulva.

Sayangnya, pemberian vaksin HPV dosis kedua yang seharusnya akhir tahun 2019, terlambat dilakukan karena ada perubahan mekanisme pengadaan di internal Kementrian Kesehatan.

Hal ini terungkap pada rapat kerja kementerian kesehatan dengan DPR RI beberapa waktu lalu.

“Kelihatannya ada perubahan kebijakan kebijakan mentri baru yang memengaruhi pelaksanaan program, tidak hanya vaksin HPV tapi juga pengadaan obat yang kemudian tertunda,” ucap drg. Putih Sari, Anggota Komisi IX dari Fraksi Gerindra.

Ia mengatakan, jika vaksinasi HPV akan menjadi program nasional maka keberhasilan proyek percontohan ini sangat penting.

“Dan kalau sudah jadi program nasional, maka sudah menjadi kewajiban. Artinya pemerintah harus bisa menjamin pengadaannya,”

Kanker serviks merupakan jenis kanker yang paling banyak terjadi pada perempuan di Asia, termasuk Asia Tenggara, setelah kanker payudara.

Berbagai studi menunjukkan vaksinasi HPV yang dilakukan secara nasional efektif menekan terjadinya kanker serviks. Seperti apa yang dilakukan di Amerika Serikat dan Australia misalnya.

Kedua negara ini berhasil menurunkan insiden kanker serviks secara signifikan sampai 75 persen setelah menjalankan program vaksinasi HPV secara nasional sejak 10 tahun belakangan.

Baca juga: [HOAKS] Minuman Probiotik Sembuhkan Kanker Serviks dan Kanker Usus

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com