Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
DR. dr. Tan Shot Yen, M.hum
Dokter

Dokter, ahli nutrisi, magister filsafat, dan penulis buku.

Bumbu Baru Itu Bernama Penyedap dan Aneka Kecap

Kompas.com - 25/12/2019, 12:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini


KOMPAS.com - Cukup banyak ibu-ibu muda belakangan ini yang ‘niat banget’ turun ke dapur uji nyali masak untuk keluarga. Hal yang patut dihargai dan disyukuri.

Mulai dari proses belanja, mengolah di atas kompor hingga menyajikan ala chef ramai dipamerkan dalam berbagai media sosial.

Tak punya resep bukan soal – karena dengan mengetik ‘soto ayam’ saja di laman pencari – langsung terpampang ratusan sumber resep soto yang mengaku paling enak dan super praktis dari berbagai sumber.

Tak terkecuali, banyak pasien saya yang dengan bangga menunjukkan jurnal makanan keluarga yang dimasaknya sendiri, yang menurut mereka sudah amat sehat dan ‘sesuai kaidah’ gizi seimbang. Tentu saja: anti micin, kata mereka.

Baca juga: Keluarga Malfungsi, Bangsa Malnutrisi

Tapi begitu ‘dibongkar’ satu per satu, walaupun tanpa nada menghakimi apalagi mengkritik, ternyata sajian-sajian rumahan itu belum layak disebut sehat.

Banyak ibu-ibu muda berusaha meniru makanan restoran, yang diandaikan mereka sebagai menu andalan, dijamin habis ludes dimakan suami dan anak-anak.

Maka muncullah berbagai ‘judul’ makanan seperti chicken terriyaki, grilled salmon, sapo tofu, beef bulgogi, tuna kimbab, crispy chicken strips, dan jika sudah mentok disebutlah tumis kailan saus tiram.

Saya hanya bisa menahan napas. Salah satu niatan pekerjaan rumah libur akhir tahun ini rasanya saya perlu membuat papan khusus yang berisi tempelan semua label botol dan bumbu kemasan, beserta penjelasannya.

Generasi milenial tak terelakkan terpapar dengan berbagai makanan internasional, tentu saja.

Baca juga: Bhineka Literasi Nutrisi Jadi Ancaman Integrasi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com