Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/12/2019, 18:58 WIB
Nabilla Tashandra,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber Healthline

 

5. Mengecek perspektif

Stres tingkat tinggi bisa memengaruhi perspektif kita di dunia nyata, membuat kita merasa dunia tak berpihak pada kita. Lain kali ketika kamu merasa amarahmu membuncah, cobalah lihat perspektifmu.

Setiap orang punya waktu yang tidak menyenangkan dari waktu ke waktu, namun esok hari bisa menjadi awal yang baru.

6. Ekspresikan rasa frustrasimu

Tidak ada untungnya membiarkan amarah meledak, namun bukan berarti kita tidak bisa melepaskan amarah kita kepada teman-teman atau anggota keluarga yang terpercaya setelah menjalani hari yang buruk.

Selain itu, membiarkan diri memiliki ruang untuk mengekspresikan amarah bisa mencegah amarah tersebut menumpuk dalam hati.

Baca juga: Sekalipun Marah, Jangan Pernah Pukul Bokong Anak...

7. Melepaskan amarah dengan humor

Menemukan sisi humor dalam setiap amarah memungkinkan kita menjaga perspektif secara seimbang.

Bukan artinya kita bisa sesederhana menertawakan masalah kita, namun melihat masalah dengan sedikit sentuhan humor akan sangat membantu kita menghadapinya.

Dengan memandang masalah dengan tidak terlalu serius, kamu akan memiliki peluang untuk melihat bagaimana gangguan kecil yang tidak penting ada dalam sebuah skema besar.

8. Ubah lingkungan sekitar

Istirahatkan dirimu dengan mengambil waktu pribadi untuk sejenak menjauh dari lingkungan sekitar.

Jika rumahmu berantakan dan membuat stres, misalnya, lakukan perjalanan atau jalan-jalan. Setelah itu, kamu mungkin akan lebih siap untuk menghadapi kekacauan ketika kembali pulang.

9. Mengenali pemicu dan menemukan alternatif

Jika rute perjalanan harianmu menjadi faktor pemicu amarah dan frustrasi, cobalah mencari rute alternatif atau pergi kerja lebih awal.

Jika pemicunya adalah rekan kerjamu yang terus menerus mengetukkan kaki, cobalah menggunakan headphone peredam suara.

Intinya, kenalilah hal-hal yang memicu amarahmu. Ketika kamu sudah mengenali itu, kamu bisa mengambil langkah untuk menghindarinya.

Jika kamu belum yakin dengan sunber amarahmu, cobalah jeda sejenak ketika suatu saat amarah tersebut kembali muncul. Cobalah mendalami kira-kira apa yang membuat perasaan marahmu muncul.

Apakah karena orang tertentu? Apa yang sedang kamu lakukan? Apa yang kamu rasakan saat melakukan hal itu.

Baca juga: Gampang Marah, Gejala Depresi yang Jarang Diketahui

10. Fokus mengapresiasi

Terus menerus memikirkan kemalangan hari itu bisa terasa seperti hal yang wajar untuk dilakukan, namun hal itu tidak akan membantu kita dalam jangka pendek atau panjang.

Sebaliknya, cobalah fokus pada hal-hal yang berjalan dengan baik. Jika kamu tidak dapat menemukan kebaikan hari itu, kamu perlu merasa beruntung karena hari itu bisa saja berjalan lebih buruk daripada yang kamu jalani.

11. Meminta bantuan

Merasa marah adalah hal yang normal dan sehat. Namun jika kamu terus menerus diliputi rasa marah, mungkin saatnya kamu meminta bantuan.

Jika amarahmu berdampak pada hubungan dan kesejahteraan, cobalah bicara dengan terapis untuk membantu mencari tahu sumber amarahmu dan mencari cara untuk mengatasinya.

Baca juga: Marah Tak Selalu Negatif, Ini 4 Manfaat Positifnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber Healthline
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com