KOMPAS.com - Munculnya jerawat di wajah memang mengesalkan. Tak hanya ketika muncul, luka yang ditinggalkan dari jerawat juga tak kalah mengesalkan.
Wujudnya seperti titik hitam atau cekungan kecil di kulit. Seringkali kita diingatkan untuk tidak memencet jerawat, karena akan meninggalkan bekas luka yang membandel.
Dokter kulit tersertifikasi, Robert Finney dan Dhaval Bhanusali menjelaskan penyebab munculnya luka jerawat tersebut dan bagaimana mengatasinya.
Luka jerawat muncul dengan cara yang berbeda-beda dan seringkali terjadi di area yang sebelumnya pernah tumbuh jerawat.
Baca juga: Jerawat Jadi Keluhan 2 Juta Orang Indonesia, Apa Solusinya?
Ada tiga jenis luka jerawat. Pertama, luka atrofi atau yang berbentuk seperti jarum (ice-pick scar). Tipe ini biasanya merupakan tipe luka paling sulit diobati.
Tipe lainnya adalah keloid dan hipertrofi adalah jenis yang paling umum terjadi pada area garis rahang dan dada.
Perbedaannya, bekas luka hipertrofi biasanya terbatas pada daerah yang dihuni jerawat, sementara keloid sering menyebar melewati tempat muncul awal jerawat.
Tampilan luka jerawat bergantung dari sejumlah faktor, seperti ukuran, durasi dan proses penyembuhan luka tersebut.
Finney menjelaskan, proses penyembuhan luka apapun melibatkan pembentukan kolagen baru yang seringkali terganggu dan tidak sama dengan kolagen normal. Hasilnya muncul dalam bentuk sebuah luka.
"Semakin lama luka itu muncul, semakin besar ukurannya, semakin sering jerawat terkena intervensi luar, maka semakin besar kemungkinan munculnya bekas luka," kata dia.
Baca juga: Jerawat Tak Kunjung Hilang? Bisa Jadi karena Faktor Pikiran
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.