Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/12/2019, 13:45 WIB
Nabilla Tashandra,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Munculnya jerawat di wajah memang mengesalkan. Tak hanya ketika muncul, luka yang ditinggalkan dari jerawat juga tak kalah mengesalkan.

Wujudnya seperti titik hitam atau cekungan kecil di kulit. Seringkali kita diingatkan untuk tidak memencet jerawat, karena akan meninggalkan bekas luka yang membandel.

Dokter kulit tersertifikasi, Robert Finney dan Dhaval Bhanusali menjelaskan penyebab munculnya luka jerawat tersebut dan bagaimana mengatasinya.

Luka jerawat muncul dengan cara yang berbeda-beda dan seringkali terjadi di area yang sebelumnya pernah tumbuh jerawat.

Baca juga: Jerawat Jadi Keluhan 2 Juta Orang Indonesia, Apa Solusinya?

Ada tiga jenis luka jerawat. Pertama, luka atrofi atau yang berbentuk seperti jarum (ice-pick scar). Tipe ini biasanya merupakan tipe luka paling sulit diobati.

Tipe lainnya adalah keloid dan hipertrofi adalah jenis yang paling umum terjadi pada area garis rahang dan dada.

Perbedaannya, bekas luka hipertrofi biasanya terbatas pada daerah yang dihuni jerawat, sementara keloid sering menyebar melewati tempat muncul awal jerawat.

Tampilan luka jerawat bergantung dari sejumlah faktor, seperti ukuran, durasi dan proses penyembuhan luka tersebut.

Finney menjelaskan, proses penyembuhan luka apapun melibatkan pembentukan kolagen baru yang seringkali terganggu dan tidak sama dengan kolagen normal. Hasilnya muncul dalam bentuk sebuah luka.

"Semakin lama luka itu muncul, semakin besar ukurannya, semakin sering jerawat terkena intervensi luar, maka semakin besar kemungkinan munculnya bekas luka," kata dia.

Baca juga: Jerawat Tak Kunjung Hilang? Bisa Jadi karena Faktor Pikiran

Cara menghilangkan luka jerawat

Beberapa luka bisa dihilangkan lewat perawatan, namun ada pula luka yang memudar perlahan.

Menurut Bhanusali, jika lukanya dalam maka diperlukan perawatan agresif lebih dari satu kali.

"Sementara luka keloid pada beberapa kasus bisa memberi respons dalam satu atau dua perawatan injeksi steorid," ujar dia.

Luka keloid dan hipertrofi juga bisa diatasi lewat laser. Sedangkan untuk luka atrofi, Bhanusali merekomendasikan stimulator bio, seperti Sculptra (injeksi asam laktat wajah) hingga membuat kolagen baru.

Namun, ingatlah bahwa hasilnya belum tuntu muncul secara cepat.

"Bekas luka akan sering membaik sendiri dengan waktu. Tapi bekas luka juga membutuhkan waktu setahun penuh untuk merombak dan benar-benar sembuh, sehingga penampilannya dalam dua bulan seringkali masih tampak buruk dibanding jika sudah melewati waktu setahun."

Baca juga: Kegunaan Baking Soda untuk Jerawat, Apakah Aman dan Efektif?

Mencegah luka jerawat

Pertama dan yang terpenting, jangan memecahkan jerawatmu sendiri meskipun tergoda melakukannya.

Memencet jerawat adalah cara termudah menyebabkan luka. Jika jerawatnya sudah terasa menyakitkan, baik Finneg maupun Bhanusali merekomendasikan agar kita mengunjungi dokter kulit terpercaya untuk mendapatkan rekomendasi atau penanganan langsung.

"Seringkali kami menetralisasi luka dengan menginjeksikan steroid atau memberi pasien produk perawatan di area jerawat (spot treatment) untuk mencegah kerusakan permanen."

Baca juga: Makanan yang Paling Memicu Jerawat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com