Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 31/12/2019, 22:15 WIB
Nabilla Tashandra,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jelang pergantian tahun, orang-orang selalu membuat resolusi tahun baru. Seringkali resolusi tersebut sebetulnya hanya mengulang atau melengkapi daftar resolusi di tahun sebelumnya.

Salah satu target yang hampir selalu ada di daftar resolusi setiap orang adalah target hidup lebih sehat, salah satunya menurunkan berat badan.

Namun, seringkali target hanyalah target. Tak sedikit yang pada akhirnya gagal mencapainya.

Dr. Ed McDonald, dokter dengan spesialisasi gasteoentologi dan nutrisi yang juga seorang koki sering mendapatkan keluhan serupa dari pasiennya.

Mereka mengeluh karena kerap gagal merealisasikan target berat badan yang ditetapkan di awal tahun.

Baca juga: Tips Sukses Diet, Jangan Lupa Penuhi Kebutuhan Magnesium

Menurut McDonald, setidaknya ada lima penyebab target diet atau target kebugaran seseorang di awal tahun kerap gagal:

1. Tidak memberi ruang kemunduran

McDonald mengacu pada Merriam Webster Dictionary untuk membedah kata "resolusi".

Resolusi didefinisikan sebagai keputusan tegas untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.

Definisi ini kemudian menjadi bagian dari masalahnya karena memang dirancang untuk kegagalan. Bagi banyak orang, tidak ada ketegasan tentang proses penurunan berat badan.

Riset menunjukkan, bahwa penurunan berat badan adalah perjalanan yang berisi tantangan dan tempaan dengan berbagai kemunduran.

Baca juga: 7 Diet Terpopuler Sepanjang 2019

Masalah dari memandang penurunan berat badan sebagai keputusan tegas adalah bahwa begitu seseorang menghadapi kemunduran, maka mudah untuk menyebutnya sebagai kegagalan, kemudian mereka mulai kehilangan kepercayaan diri.

Kehilangan kepercayaan diri hampir merupakan pukulan mematikan bagi resolusi apa pun.

"Aku selalu memberi tahu pasien bahwa tidak ada yang namanya kegagalan, yang ada hanyalah kesempatan belajar," katanya.

Baca juga: Ponsel Bisa Gagalkan Usaha Diet, Apa Sebabnya?

 

 

Ilustrasi angkat bebanUberImages Ilustrasi angkat beban

2. Terlalu tidak realistis

Banyak orang langsung menetapkan target tinggi di awal tahun. Seperti mengangkat beban dengan angka tertentu, mengikuti lomba marathon, menjadi vegan, dan lainnya. Bagi banyak orang, target yang dibuat terlalu tidak realistis.

Bukan berarti kamu tidak boleh menetapkan target tinggi, namun sejumlah studi menunjukkan bahwa mengatur target yang tidak realistis menghalngi kita dari usaha-usaha penurunan berat badan.

Jadi, buatlah target yang bisa dicapai agar lebih efektif. Faktanya, sejumlah pakar diet merekomendasikan target penurunan badan 5 hingga 10 persen dari total berat badan daripada menargetkan angka yang terlalu besar demi bentuk tubuh ideal.

Baca juga: Diet Keto Membantu Tubuh Melawan Virus Flu, Benarkah?

3. Resolusi kurang spesifik

Menurunkan berat badan dan menjaga kesehatan adalah target yang baik, namun itu masih kurang spesifik.

Orang-orang cenderung lebih sulit mencapai target berat badannya jika target yang disusun tidak jelas.

Ketika targetnya tidak spesifik, maka sulit untuk mendefinisikan batas kesuksesannya.

Target yang samar akan cenderung gagal karena kesuksesan tidak didefinisikan dengan jelas.

4. Target disusun karena faktor eksternal

Studi menunjukkan, bahwa resolusi yang tidak berasal dari motivasi internal atau diri sendiri punya kemungkinan kegagalan yang lebih tinggi.

Dengan kata lain, berjuang mencapai tujuan yang didasari perintah orang lain akan lebih sulit daripada mencapai tujuan yang didasari oleh keinginan sendiri.

Oleh karena itu, aturlah target yang didasari oleh keinginan diri sendiri, karena kemungkinan sukses akan lebih besar.

Baca juga: Diet Keto atau Diet Rendah Karbohidrat, Mana Lebih Baik?

 

 

Ilustrasi timbangankatiko-dp Ilustrasi timbangan

5. Bergantung pada solusi instan

Ada banyak metode penurunan berat badan yang instan dengan berbagai iming-iming.

Sebagian besar tidak memiliki bukti untuk mendukung kesuksesan metodenya dan juga tidak banyak membantu.

Meski demikian, masih banyak yang tergiur dengan solusi instan, mereka sebetulnya memahami bahwa untuk menjadi lebih sehat akan sulit jika kita tidak memperbanyak aktivitas fisik, mengurangi asupan makanan tinggi kalori, dan lebih sedikit mengonsumsi minuman manis.

Tidak ada pil ajaib atau diet detoks yang memungkinkan kita bisa melewatkan dasar-dasar penurunan berat badan tersebut.

Bahkan, orang yang pernah menjalani operasi bariatrik, masih mungkin mengalami penambahan berat badan tanpa memerhatikan aktivitas fisik dan apa yang mereka makan.

Baca juga: Berat Badan Turun Drastis di Awal Diet, Apa Sebabnya?

Agar resolusi diet tercapai

Setiap berbicara dengan pasiennya, McDonald selalu memberikan mereka kerangka berpikir, agar target mereka bisa sukses tercapai, terutama target penurunan berat badan.

Kebanyakan pakar akan menggunakan pendekatan S.M.AR.T dan S.T.A.R.T.

"Aku sangat merekomendasikanmu menggunakan strategi ini ketika memiliki resolusi penurunan berat badan," ujarnya.

S.M.A.R.T adalah Specific (spesifik), Measurable (terukur), Achieveable (dapat dicapai), Relevant (relevan), dan Timely (sesuai dengan target waktu).

Jika dijabarkan secara singkat, artinya dalam membuat target kita harus menyusunnya secara spesifik, terukur, realistis untuk dicapai, melakukan perubahan yang relevan, dan menyusun target waktu.

Baca juga: Diet Keto Bisa Picu Peradangan Kulit, Apa Sebabnya?

Sementara S.T.A.R.T adalah Specificity (kekhususan), Timing (waktu), Acquisition (kemahiran), Rewards (hadiah), dan Tools (alat).

Konsep ini kurang lebih sama seperti S.M.A.R.T. Perbedaannya adalah pada fokus dengan kemahiran, memberi hadiah, dan memikirkan alat atau cara untuk mencapainya.

Hadiah merupakan bagaimana kamu bisa memberi dirimu hadiah atau apresiasi jika sudah mencapai target tertentu.

Dengan menjalankan dua konsep ini, kemungkinan target berat badanmu tercapai akan lebih besar.

Selamat mencoba!

Baca juga: Jennifer Aniston Pilih Diet Puasa untuk Tetap Langsing

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com