Rupanya dampak terhadap kesehatan mental juga mungkin dirasakan oleh mereka yang bahkan tak terdampak, namun tetap merasa cemas dengan kondisi lingkungan saat ini.
Adjie turut menyebut istilah "eco-anxiety" untuk menggambarkan perasaan cemas tersebut.
"Kecemasan biasanya muncul kan karena ingin memastikan sesuatu. Nah eco-anxiety itu kecemasan karena kondisi lingkungan, iklim yang akhir-akhir ini semakin enggak pasti, berubah tak menentu," katanya.
Dampak bencana terhadap kesehatan mental sebelumnya juga didalami lewat sebuah studi yang dilakukan oleh University of York bersama National Centre for Social Research.
Penelitian menemukan, bahwa risiko kesehatan mental karena kerusakan cuaca yang berdampak pada rumah kita mirip dengan risiko kesehatan mental karena tinggal di daerah yang kurang beruntung.
Apalagi jika orang-orang yang rumahnya rusak tersebut mesti meninggalkan rumahnya akibat bencana.
Para peneliti menemukan, orang-orang yang mengalami kerusakan rumah akibat badai dan banjir sekitar 50 persen lebih mungkin untuk mengalami kesehatan mental yang lebih buruk.
Baca juga: Rumah Kebanjiran, Yuni Shara Tampil Modis dengan Sepatu Bot Burberry
Bagaimana mengatasinya?
Risiko bencana alam tidak akan bisa sepenuhnya dihilangkan. Itulah mengapa penting bagi kita untuk tahu cara melindungi diri sendiri ketika bencana melanda.
Selain itu, para peneliti dari University of York menyimpulkan, penting pula agar pemerintah setempat dalam perencanaan darurat untuk cuaca ekstrem perlu memasukkan dukungan kesehatan mental untuk orang-orang yang terdampak.
Sementara itu, Adjie menambahkan bahwa salah satu cara merawat kesehatan mental di kondisi tak menentu, seperti ketika sedang dilanda bencana adalah dengan menghangatkan kembali hubungan antar-manusia.
"Manusia, kita ini adalah makhluk sosial. Bahkan ada yang bilang: ultra social. Jadi ya kita membutuhkan hubungan yang baik, kehadiran orang lain," tulisnya.
Baca juga: Cara Membersihkan Rumah Setelah Kebanjiran
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.