Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/01/2020, 21:15 WIB
Dian Reinis Kumampung,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Banjir bukan hanya merusak lingkungan dan benda, tapi juga mengancam kesehatan, terutama kesehatan anak-anak.

Tubuh anak-anak akan lebih rentan terjangkit penyakit yang disebabkan, karena terpapar air banjir yang kotor.

Untuk itu sebaiknya anak-anak tidak bermain air banjir yang penuh dengan bakteri, virus, dan parasit yang berbahaya.

Menurut dokter spesialis anak, dr. Eugenia Permatami H, SpA saat dihubungi Kompas.com, Jumat (3/1/2020), setidaknya ada tujuh penyakit yang bisa menjangkiti anak-anak yang terpapar air banjir.

1.Diare

Banjir bisa meningkatkan penyakit yang disebarkan lewat air, atau waterborne diseases atau air yang terkontaminasi penyakit, merupakan penyebab utama penyebaran diare itu sendiri.

Selain itu yang terjadi, saat banjir dan harus mengungsi, orang-orang harus berada dalam suasana yang padat, higienitas yang kurang, maka penularan melalui oral juga menyebabkan penyakit pada saluran cerna meningkat tinggi.

Untuk itu sebagai orangtua kita harus tahu kapan anak atau bayi sudah dalam kondisi dehidrasi karena diare.

Baca juga: Jadi Korban Banjir, Waspadai Gejala 5 Penyakit Berikut

“Pada anak di bawah 18 bulan, saat ubun-ubunnya itu belum menutup, kita bisa meraba ubun-ubunya itu cekung,” ujar dokter Tami.

“Kalau dehidrasi yang lainnya itu mulutnya kering, matanya cekung dan buang air kecilnya jarang, anaknya lemas dan demam,” imbuhnya.

Bantuan nutrisi yang cukup dan seimbang juga diperlukan untuk menjaga kekebalan tubuh anak.

Penyebab paling sering pada anak itu biasanya virus, rotavirus, kolera ataupun disentri.

2. Infeksi kulit dan juga mata

Penyakit kulit bisa disebabkan berbagai organisme seperti bakteri, virus, jamur, dan ada juga parasit, kutu atau larva juga bisa menginfeksi kulit.

Infeksi mata juga bisa ditularkan melalui air, seperti moluskum kontagiosum atau penyakit pada kelopak mata dan konjungtivitis, yaitu mata merah atau yang biasa kita kenal dengan mata belekan.

Baca juga: Cara Mencegah Jamur pada Bagian Rumah yang Kebanjiran

 

3.Otitis eksterna

Otitis eksterna, atau infeksi telinga atau congekan. Anak yang terkena air banjir yang kotor akan menyebabkan infeksi pada kulit tipis yang membungkus saluran telinga luar dan dalam.

“Itu biasanya telinga akan keluar cairan yang disebabkan oleh bakteri yang ditularkan dengan air,” ujar dokter Tami lagi.

4. ISPA

Infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA yang ditularkan melalui udara, gejalanya demam, batuk, dan pilek, disebabkan karena virus.

“Kalau misalkan demamnya lama lebih dari satu minggu penyebabnya biasanya bakteri,” ujar Tami.

Bila si kecil dinyatkan menderita ISPA, usahakan anak harus ada pada keadaan hangat dan diberikan makanan kaya energi, serta berikan pertolongan pertama sepeerti anti histamin dan paracetamol.

Baca juga: Lakukan Ini untuk Mencegah Penyakit Pasca-banjir

5.DBD (Demam berdarah dengue)

Penyakit ini biasanya tidak akan berdampak langsung. Namun, bila banjir telah surut, akan ada genangan, jadi DBD harus diwaspadai.

"Penyebab DBD adalah nyamuk, memang saat banjir biasanya belum ada. Namun setelah banjir biasanya akan ada tampungan air dari air hujan menjadi tempat berkembangnya nyamuk," jelas dokter Tami. 

Gejalanya biasanya panas tinggi, lalu nanti akan turun setelah diberi obat, tapi nanti akan naik lagi disertai gejala lain seperti nyeri kepala dan nyeri pada mata.

6.Leptospirosis

Leptospirosis disebabkan bakteri leptospira ini akan hidup dengan baik pada saat curah hujan tinggi dan banjir, karena penyebarannya sangat luas.

Penyakit yang disebabkan karena air kencing tikus ini, biasanya penularannya terjadi di tempat yang sanitasinya buruk, dan sistem drainasenya kurang baik.

Penularannya pada umumnya, anak yang terpapar air kencing binatang, dalam hal ini binatang pengerat, jaringan, atau organ tubuh binatang yang terinfeksi.

Kebanyakan kasus yang terjadi pada anak adalah Leptospirosis ringan dengan gejala seperti infeksi virus yakni, demam, nyeri kepala, dan nyeri otot.

Biasanya leptospirosis juga bisa menyebabkan diare dan nyeri tekan di area betis. 

“Ini akan sembuh sendiri, akan menghilang sekitar 2-3 minggu,” ujar Tami.

7.Demam tifoid

Demam tifoid penyebabnya bakteri salmonella typhi. Penyakit ini terjadi karena kurangnya higienitas, salah satunya karena penyajian makanan yang tidak bersih.

Sifat demamnya seperti anak tangga, semakin hari semakin panas.

“Pada anak ada diare atau susah BAB, mual dan muntah juga bisa,” kata Tami.

Baca juga: Terdampak Banjir Juga Berpotensi Ganggu Kesehatan Mental

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com