Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/01/2020, 08:15 WIB
Gading Perkasa,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber Healthline

 

KOMPAS.com - Olahraga sebelum sarapan rupanya bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan, termasuk membakar lebih banyak lemak secara signifikan dan membantu tubuh mengendalikan gula darah dengan lebih baik.

Hal ini dibuktikan dalam sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism oleh para ilmuwan kesehatan di dua universitas di Inggris.

Dalam studi yang dilakukan selama enam minggu itu, para peneliti dari universitas Bath dan Birmingham memelajari puluhan pria dengan kelebihan berat badan atau obesitas yang menetap di wilayah Bath, Inggris.

Studi tersebut menunjukkan, bahwa mereka yang melakukan olahraga sebelum sarapan membakar dua kali lipat jumlah lemak daripada mereka yang berolahraga setelah makan pagi.

Baca juga: Olahraga Tak Sampai 25 Menit Sehari Bisa Bantu Cegah Kanker

Para peneliti mengungkap, mereka yang olahraga setelah puasa semalaman punya kadar insulin lebih rendah.

Peneliti membandingkan hasil dari dua kelompok. Mereka yang makan sarapan sebelum dan sesudah olahraga, dengan kelompok pria yang tidak membuat perubahan gaya hidup.

Kendati olahraga sebelum sarapan selama enam minggu tak menghasilkan perbedaan penurunan badan, riset menemukan bahwa hal itu berdampak positif pada kesehatan peserta. Sebab, tubuh mereka merespons insulin dengan lebih baik.

Efek ini mempunyai konsekuensi jangka panjang yang signifikan. Menjaga kadar gula darah, serta berpotensi mengurangi risiko penyakit jantung dan diabetes.

Para peneliti menjelaskan, peningkatan penggunaan lemak sebagian besar disebabkan oleh tingkat insulin yang lebih rendah selama latihan.

Artinya, mereka yang berolahraga sebelum sarapan menggunakan lebih banyak lemak dari jaringan lemak dan otot mereka sebagai bahan bakar.

"Yang terpenting dari studi ini adalah, waktu makan dalam kaitannya dengan olahraga menunjukkan dampak nyata sebagai respons terhadap olahraga," tutur Javier Gonzalez, PhD, dosen senior bidang fisiologi manusia di University of Bath.

Baca juga: Habis Olahraga, Lebih Baik Mandi dengan Air Dingin atau Hangat?

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Sumber Healthline
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com