Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rasa Kesepian, Terkait dengan Peradangan dan Picu Berbagai Penyakit

Kompas.com - 07/01/2020, 10:06 WIB
Nabilla Tashandra,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Media sosial memang sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat modern saat ini.

Berbagai platform media sosial tersedia untuk menghubungkan kita dengan dunia luar tanpa batas.

Namun, era media sosial ternyata juga membuat banyak orang lebih kesepian dan merasa lebih terilosasi.

Jika itu pula yang kamu rasakan, maka jangan pernah menyepelekan kondisi ini. Sebab, rasa kesepian merupakan indikator yang kuat terhadap peningkatan risiko masalah kesehatan.

Problem kesehatan seperti alzheimer, obesitas, kecemasan, penyakit kardiovaskular, depresi, stroke, tekanan darah tinggi, dan semua penyakit penyebab kematian, bisa terkait dengan rasa kesepian tadi.

Dalam sebuah penelitian terbaru diungkap, 46 persen orang dewasa di Amerika Serikat mengalami kesepian.

Baca juga: Kesepian, Emosi Manusia yang Dianggap Sama Bahayanya dengan Penyakit

Artinya, hanya sekitar setengah warga AS yang merasa memiliki interaksi sosial berarti dengan orang lain dalam basis harian.

Interaksi sosial tersebut termasuk berbincang dengan teman dan menghabiskan waktu dengan anggota keluarga.

Kita tahu, industri farmasi membangun banyak sekali pengobatan untuk berbagai macam penyakit.

Namun, untuk masalah kesepian ini sepertinya masih membutuhkan pendekatan lebih di luar resep pengobatan.

Untuk itulah, para peneliti lewat jurnal berjudul Brain, Behavior and Immunology menjelaskan ide-ide untuk sebuah intervensi yang mungkin membantu mengatasi masalah kesepian.

Hubungan kesepian dan peradangan

Jurnal tersebut berawal dari deskripsi yang menunjukkan tak cuma kaitan kesepian dengan risiko penyakit dan kematian, tetapi juga bagaimana kesepian ditandai dengan peningkatan peradangan.

Baca juga: Mengapa Generasi Milenial Sering Merasa Kesepian?

Peradangan yang dimaksud sama dengan peradangan yang terkait dengan penyakit-penyakit degeneratif, seperti diabetes, alzheimer, penyakit arteri koroner, bahkan depresi.

Mengurangi risiko peradangan lewat intervensi gaya hidup, seperti mengubah pola makan, pola tidur dan olahraga, tidak hanya membantu mencegahnya, tapi juga bisa menjadi bagian dari perawatan.

Praktik mindfulness

Sejumlah riset yang dilakukan dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan, meditasi bisa berdampak pada penurunan risiko peradangan.

Maka para peneliti mencoba menujukkan program berbasis konsep mindfulness yang diharapkan tak hanya agar bisa menurunkan peradangan, tetapi juga mengurangi rasa kesepian.

Riset ini melibatkan 40 kelompok orang dewasa dengan rentang usia 55-85 tahun. Setengah dari kelompok mengikuti program tersebut selama delapan minggu.

Semua partisipan melakukan tes darah di awal dan di akhir studi. Cara ini bisa membantu para peneliti melihat tanda-tanda peradangan yang terjadi di dalam darah.

Baca juga: Tak Perlu Takut Merasa Kesepian

Setiap partisipan juga dilabeli dengan "rasio kesepian" di awal dan di akhir masa studi.

Ini menggunakan tes tervalidasi yang disebut Skala Kesepian UCLA-R yang dikembangkan pada 1980, di mana skor yang lebih tinggi menunjukkan tingkat kesepian yang lebih besar.

Hasilnya, mereka yang mengikuti program pengurangan stres berbasis mindfulness memiliki penurunan rasa kesepian yang signifikan, mulai dari dasar hingga setelah perawatan.

Menariknya, mereka yang tidak berpartisipasi sebetulnya menunjukkan sedikit peningkatan nilai kesepian, ketika dibandingkan dengan angka awal mereka.

Selain itu, penting pula untuk diketahui, bahwa dari perspektif mekanisme, mereka yang mengikuti program menunjukkan penurunan aktivitas salah satu gen kunci yang memengaruhi peningkatan peradangan.

Baca juga: Diet Keto Bisa Picu Peradangan Kulit, Apa Sebabnya?

Hasilnya mungkin terdengar sangat teknis, namun pesannya adalah temuan ini mengindikasikan pengobatan sebetulnya bisa mengubah ekspresi DNA.

Penurunan peradangan pada waktu yang sama berkaitan dengan penurunan rasa kesepian.

Memanfaatkan mindfulness untuk mengusir kesepian

Ada banyak praktik meditasi dan mindfulness yang tersedia. Beberapa bisa dipelajari dari pengalaman langsung dengan instruktur, atau bisa juga dipelajari lewat aplikasi dan kursus online.

Selain itu, banyak pula buku yang menyediakan instruksi meditasi dan praktik mindfulness.

Hal terpenting adalah bagaimana agar praktik tersebut bekerja untuk kita sebagai individu.

Penting untuk dicatat, studi ini hanyalah satu dari sejumlah penelitian berkualitas yang mendemonstrasikan efektivitas meditasi dan praktik mindfulness terhadap penurunan peradangan.

Baca juga: Kesepian Picu Berbagai Penyakit, dari Depresi hingga Kematian Dini

Hal ini bisa membawa manfaat lebih karena peradangan mempunyai peran penting dalam memicu penyakit-penyakit kronis.

Teknik meditasi juga bisa membantu menenangkan sebuah hubungan dari sisi-sisi impulsif otak.

Hal ini terjadi ketika pada waktu yang sama mampu menguatkan hubungan area otak yang berfungsi sebagai perencana masa depan, pembuatan keputusan positif dan empati.

Empati dapat membantu membangun hubungan. Kondisi ini bisa membantu mengatasi masalah kesepian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com