KOMPAS.com - Lisa Anderson, seorang perempuan di Inggris diam-diam -ternyata, sering memakan bedak bayi. Kebiasaan aneh ini sudah terjadi selama 10 tahun.
Tak ada yang tahu kebiasaan Lisa, sebelum mantan kekasihnya memergoki kebiasaan aneh itu. Akibatnya, Lisa kini harus mencari bantuan dari ahli, guna mengatasi keanehan tersebut.
Lisa mengaku awalnya dia merasa mengalami depresi dan kecemasan. Kini kemungkinan perempuan 44 tahun ini menderita pica. Meski, diagnosis formal belum diumumkan.
Pica adalah gangguan makan yang ditandai dengan perilaku makan yang tidak wajar, yakni keinginan memakan suatu benda yang sebenarnya tidak untuk dimakan.
Baca juga: Tak Tahan Ingin Terus Belanja Online? Awas Kecanduan
Dia mengatakan, gejala pertama kali muncul setelah kelahiran putra kelimanya 15 tahun yang lalu.
Gejala-gejalanya antara lain memakan jenis-jenis benda yang bukan makanan secara terus menerus, adakotoran, rambut, logam, kerikil, abu, tanah liat, dan lainnya.
Faktor risiko dalam kondisi ini -seperti dilansir NationalEatingDisorders.org, antara lain gangguan kesehatan mental, seperti skizofrenia atau autisme, serta anemia-defisiensi zat besi dan kekurangan gizi.
Demi menjalani kelainan ini, Lisa mengaku menghabiskan dana sekitar 13 dollar AS atau sekitar Rp 180 ribu per minggu, untuk bedak bayi Johnson "favorit"-nya.
"Awalnya, saya selalu memiliki bedak itu di rumah dan memakainya buat anak-anak," kata dia mengawali wawancaranya dengan kantor berita South West News Service, Inggris.
Baca juga: Kecanduan Belanja Online, Bisa Jadi Tanda Gangguan Mental
“Saya akan menggunakannya pada anak-anak tanpa masalah. Hingga suatu hari saya ingat, sedang berada di kamar mandi, dan baunya menjadi terasa sangat menyengat."
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.