Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/01/2020, 15:03 WIB
Nabilla Tashandra,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Efek tindakan perkosaan terhadap wanita sudah sering menjadi sorotan, bahkan menjadi topik berbagai penelitian. Namun tidak bagi pria korban perkosaan.

Kasus perkosaan terhadap ratusan pria di Inggris yang dilakukan oleh terpidana Reynhard Sinaga, tentu membuat banyak pihak kian menyadari bahwa hal itu bisa terjadi pada siapa pun.

Tak peduli berapa usianya, apa orientasi seksualnya, atau identitas sosialnya.

Pria korban perkosaan mungkin memiliki perasaan yang sama dengan korban perempuan. Namun, trauma yang dirasakan bisa lebih besar daripada yang diduga.

Pakar Psikologi Forensik, Reza Indragiri Amriel menjelaskan, menjadi korban kejahatan pada dasarnya menyedihkan dan -pada beberapa kasus, seperti kejahatan seksual, terasa memalukan.

Baca juga: Mengapa Tak Semua Korban Perkosaan Melawan Balik?

 

Pakar psikologi forensik Reza Indragiri Amriel, kanan, dalam sebuah diskusi di Jakarta.Kompas.com Pakar psikologi forensik Reza Indragiri Amriel, kanan, dalam sebuah diskusi di Jakarta.

Itulah sebabnya, banyak korban memilih tak melaporkan kejadian yang dialaminya.

Di sisi lain, sosok pria kerap dipandang lebih unggul, baik secara fisik, psikis maupun sosial.

Situasi inilah yang menyebabkan pria korban bisa mengalami efek traumatis yang jauh lebih besar.

"Gabungkan situasi lelaki menjadi korban kejahatan seksual. Efek traumatisnya tentu lebih tinggi."

"Tekanan tidak hanya datang dari pengalaman dijahati secara seksual, tetapi juga dari 'kodrat' selaku jenis kelamin unggul."

Begitu penjelasan Reza melalui pesan singkat yang diterima Kompas.com, Selasa (7/1/2020).

Pesan senada juga disampaikan dalam sebuah artikel berjudul "Sexual Assault of Men and Boys" pada laman Rainn.org.

Baca juga: Cara Menyelamatkan Pria yang Menjadi Korban Kekerasan Seksual

Dituliskan, pria kemungkinan merasakan pengalaman berbeda lainnya ketika menjadi korban perkosaan.

Beberapa pria yang selamat dari kejahatan seksual di usia dewasa seringkali merasa malu atau ragu pada dirinya.

Mereka menilai dirinya seharusnya "cukup kuat" untuk melawan pelaku. Mereka juga mungkin merasakan "kurang menjadi seorang pria", atau merasa tak punya kontrol atas tubuhnya sendiri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com