Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/01/2020, 19:19 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah percobaan baru menemukan, setengah dari jumlah kemoterapi yang saat ini digunakan dapat mencegah kanker testis agar tidak datang kembali.

Menurut riset yang dilakukan Cancer Research UK, kanker testis tergolong sebagai penyakit yang cukup langka, dengan hanya 2.400 pria didiagnosis menderita penyakit tersebut setiap tahunnya di Inggris.

Pembedahan adalah pengobatan utama bagi sebagian besar penderita kanket testis. Namun tak sedikit penderita yang ditawari kemoterapi guna memastikan seluruh sel tumor hilang serta mencegah kanker kembali.

Namun sayangnya, menurut National Health Services (NHS), kemoterapi sering disertai dengan efek samping. Efek itu meliputi kelelahan, mual, rambut rontok, dan infeksi.

Kini, para peneliti telah menemukan bahwa kemunculan kembali kanker testis berhasil dicegah menggunakan setengah dari jumlah kemoterapi yang direkomendasikan, dengan harapan mengurangi efek samping terkait pengobatan.

Studi yang dipublikasikan ke dalam jurnal European Urology ini dilakukan oleh Institute of Cancer Research, London, dan University Hospitals dan Birmingham NHS Foundation Trust.

Dalam penelitian tersebut, hampir 250 pria dengan kanker testis tahap awal yang berisiko terjangkit kembali hanya diberikan satu siklus kemoterapi, alih-alih siklus standar dua atau tiga minggu.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya 1,3 % dari peserta yang kembali terserang kanker testis. Hampir mirip dengan pria yang menjalani kemoterapi selama enam minggu.

"Pria dengan kanker testis yang berisiko tinggi kambuh umumnya telah diobati lewat dua siklus kemoterapi. Tapi penelitian baru kami menemukan bahwa satu siklus cukup untuk menghentikan tumor mereka kembali," kata Profesor Robert Huddart, salah satu pemimpin studi di Institute of Cancer Research.

Emma Hall, ilmuwan lain di institut itu menambahkan, "Penelitian kami telah menemukan bukti kuat yang menunjukkan bahwa kemoterapi kanker testis dapat dikurangi dari dua siklus menjadi hanya satu siklus dengan aman, membuat perawatan mereka lebih pendek, lebih baik dan lebih murah."

Kepada Forbes, Mike Craycraft, seorang penderita kanker testis dan pendiri Testicular Cancer Society mengatakan, ia berharap penelitian ini akan membantu menekankan bahwa satu putaran kemoterapi sudah cukup.

"Banyak ahli telah melakukannya selama bertahun-tahun dalam pengaturan bantuan (pengobatan yang diberikan selain pengobatan awal) dan itu memperkuat alasan untuk ini," kata Craycraft.

Cancer Research UK menyatakan bahwa gejala kanker testis mencakup benjolan atau pembengkakan, skrotum berat, serta ketidaknyamanan atau rasa sakit. Namun, mereka menekankan bahwa gejala ini dapat menyerupai kondisi lain yang memengaruhi testis, seperti infeksi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com