"Ketika mereka marah si bayi menarik bonekanya, berilah pengertian bahwa si bayi tidak memahaminya."
"Kemudian ungkapkan padanya, tidak masalah jika mereka ada rasa kesal," ujar dia.
Selain itu, penting pula untuk tidak memfavoritkan satu anak dibanding yang lainnya.
Bukan berarti kita harus memerlakukan mereka sama, namun perlakukan dengan seadil mungkin.
Baca juga: Waspada, Obesitas Selama Masa Kehamilan Berpengaruh Buruk pada IQ Anak
Jangan lupa, ketika sang adik tumbuh besar, ia juga akan mulai menyadari hal yang diberikan orangtua pada kakaknya.
Orangtua bisa menyeimbangkannya, misalnya dengan memberikan tugas tambahan pada sang kakak.
3. Ketika mereka bertengkar, jadilah mediator
Psikolog seringkali menyarankan orangtua untuk tidak terlibat dalam konflik anak-anaknya agar membantu mereka belajar memecahkan masalah sendiri.
Namun, sejak 1990 muncul riset yang menilai pendekatan tersebut justru menimbulkan perlawanan.
Jika dibiarkan, anak cenderung tidak akan menyelesaikan masalahnya secara konstruktif dan bertanggung jawab.
Seringkali anak yang lebih besar lebih dominan dan menang, baik secara kekuatan maupun memaksa.
Menurut riset, hanya 12 persennya yang bisa menyelesaikan dengan jalan kompromi.
Cara terbaik adalah orangtua berperan sebagai mediator, tidak memutuskan mana yang salah dan benar.
Baca juga: Membantu Meningkatkan Potensi Anak yang Lambat Belajar
Mediator berperan membantu anak menyelesaikan konfliknya dengan menjaga mereka tetap tenang.
Perlakukan kakak dan adik secara adil, bantulah mereka untuk menentukan akhir dari konflik tersebut.