Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/01/2020, 08:00 WIB
Dian Reinis Kumampung,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Dia mengatakan kepada orangtua baru untuk mencoba tidur pulas empat hingga enam jam istirahat tanpa gangguan. Berulang kali terbangun di tengah siklus tidur dapat berarti kehilangan rapid eye movement (REM) sleep, yang merupakan kunci untuk belajar dan mengingat.

Baca juga: Bahaya Susah Tidur Nyenyak pada Otak

“Waktu yang ideal untuk tidur mungkin berbeda untuk orang yang biasa tidur awal atau yang biasa tidur larut malam,” kata Posmontier.

Tetapi, tidur pada waktu yang sama setiap malam, idealnya dimulai antara pukul 8 malam hingga tengah malam. Pasalnya, otak benar-benar menyukai konsistensi waktu tidur, kata Dr. Swanson.

Tidur siang juga bisa membantu. Tidur siang yang lebih pendek mungkin juga bermanfaat bagi sebagian orang.

"Semua orang berbeda. Hal utama adalah memperhatikan bagaimana perasaan kita, dan menjadikan tidur sebagai prioritas utama,” kata Montgomery-Downs.

3. Ingat, tidur sangat penting untuk kesehatan mental

Tidur sangat penting untuk menjaga kesehatan mental. Minggu-minggu awal setelah bayi lahir dapat menimbulkan akibat yang fatal, yakni kurang tidur dapat meningkatkan risiko depresi pascapersalinan, dan wanita yang mengalami depresi pascapersalinan lebih cenderung mengalami kesulitan tidur.

Ibu tidak sendirian, penelitian baru menunjukkan bahwa sekitar 8 persen ayah baru juga mengalami depresi. Meskipun kurang tidur sulit bagi semua orangtua baru, prioritaskan waktu tidur ibu.

"Mereka adalah orang-orang yang tubuhnya pulih dari salah satu perubahan hormon terbesar yang pernah mereka alami, dan pengalaman utama membawa anak ke dunia. Mereka membutuhkan tidur untuk pulih,” kata Swanson.

Kapan harus merasa cemas

Sudah biasa bagi orangtua merasa lelah setelah bayi lahir. Tetapi, kelelahan luar biasa di luar minggu-minggu awal bisa menjadi gejala sesuatu selain dari menjadi orangtua.

Berikut adalah beberapa tanda kamu mungkin perlu mencari bantuan dari seorang profesional medis:

1. Mendengkur. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kehamilan dapat meningkatkan risiko wanita menderita apnea tidur, dan masalah ini dapat bertahan bahkan setelah bayi lahir.

2. Sering mengalami gerakan ekstremitas ketika tidur. 

3. Merasa tertekan atau cemas.

4. Kesulitan mengurus diri sendiri, kehilangan keinginan untuk melakukan hal-hal yang pernah disukai. Ini semua bisa menjadi tanda depresi postpartum.

5. Secara rutin tertidur pada waktu yang tidak tepat, seperti saat menggendong bayi.

6. Waktu reaksi terganggu, misalnya sering menjatuhkan barang atau gagal mempraktikkan kebiasaan mengemudi yang baik.

Bila hal ini terjadi, ada baiknya kamu segera meminta pertolongan medis dengan berkunjung ke dokter.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com