KOMPAS.com—Manusia dirancang untuk berpikir negatif. Seringnya manusia berpikiran buruk, berburuk sangka dan memperikirakan kemungkinan terburuk membuat manusia tak bisa melepaskan hal negatif dalam tubuhnya.
Menurut profesor psikologi Roy Baumeister, Ph.D, kita memiliki bias negatif alias selalu berburuk sangka karena di zaman nenek moyang hal itu diperlukan agar kita selalu waspada menghadapi alam yang keras.
Sayangnya, bias negatif juga menyebabkan kita stres untuk hal yang tidak perlu.
“Bias negatif memberi kita pandangan yang keliru tentang dunia,” kata John Tierney, yang bekerja dengan Baumeister untuk ikut menulis buku The Power of Bad.
Kita hanya fokus pada apa yang salah di masa sekarang dan menganggap itu akan terus salah di masa depan. Kita pun jadi orang yang sulit bahagia.
Tetapi ada beberapa harapan, melalui penelitian, Baumeister dan Tierney menemukan solusi nyata yang dapat membantu kita melawan naluri kita dan menjauhkan kita dari emosi negatif sehari-hari.
1. Lakukan perbandingan empat banding satu
Lima banding satu. Itulah teori Gottman Ratio yang terkenal, formula prediksi yang menunjukkan bahwa pasangan cenderung tetap langgeng ketika mereka memiliki pengalaman positif lima kali lebih banyak daripada yang negatif.
Baumeister menganggapnya sebagai rasio kepositifan, dan ketika itu dipakai pada hal yang menyangkut anak-anak, pasangan, bawahan dan bos, ia merekomendasikan untuk membidik perbandingan positif yang bisa dicapai sekitar empat banding satu.
Untuk setiap komentar negatif yang akan kamu lontarkan, buatlah empat komentar positif.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.