Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mark Zuckerberg Mengaku Butuh Ruang untuk Jadi Diri Sendiri

Kompas.com - 13/01/2020, 13:06 WIB
Nabilla Tashandra,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber CNBC

KOMPAS.com - Selama lebih dari satu dekade, Mark Zuckerberg menjadi sorotan publik seluruh dunia. Baik sebagai ahli teknologi maupun sosok jenius di balik Facebook.

Zuckerberg pun banyak menghadapi permasalahan terkait bidang teknologi, termasuk yang menerpa perusahaan media sosial besutannya.

Dengan berbagai kesibukan tersebut, ia memahami betul bahwa dirinya dan kebanyakan orang membutuhkan ruang untuk menjadi dirinya sendiri dan tidak perlu mengkhawatirkan tentang citra dirinya di mata publik.

Hal itu diungkapkannya dalam kolom komentar unggahannya di Facebook yang membahas tentang target masa depan.

Baca juga: Ketika CEO Facebook Mark Zuckerberg Tampil dengan Jas Formal...

"Aku membutuhkan waktu untuk bersama keluarga dan teman-teman, di mana aku bukanlah 'Mark Zuckerberg' tapi aku sebagai seseorang," katanya dalam kolom komentar unggahannya Kamis lalu.

Ia menambahkan, hal itu juga merupakan fokus dari Facebook. Zuckerberg berharap ia bisa menyebarkan pesan-pesan tersebut kepada semua orang.

Unggahan semacam ini adalah tradisi tahunan bagi pria berusia 35 tahun ini. Mulai dari belajar Bahasa Mandarin, hingga lari 365 mil (sekitar 587 km) per tahunnya sebagai target pribadi, kemudian membagikan pencapaiannya pada jutaan pengikuti Facebooknya.

Tahun ini, Zuckerberg fokus untuk dekade mendatang dan satu target yang dianggapnya sangat penting untuk diwujudkan adalah membangun komunitas-komunitas kecil yang menurutnya dibutuhkan dalam kehidupan kita semua.

Baca juga: Kotak Tidur, Cara Mark Zuckerberg Ungkap Cinta kepada Sang Istri

Sebab, ketika Facebook sebagai media sosial dan internet memungkinkan kita semua untuk terhubung dengan miliaran orang di seluruh dunia, di sisi lain kita semua haus akan keintiman.

Ia menambahkan, dirinya yang dulu tumbuh besar di sebuah kota kecil, sangat mudah untuk menumbuhkan rasa dan bersosialisasi dengan sekitar.

Namun, dengan miliaran orang kita akan lebih sulit menemukan peran unik untuk diri kita sendiri.

"Untuk dekade ke depan, beberapa infrastruktur sosial terpenting akan membantu kita membentuk kembali komunitas-komunitas kecil untuk mengembalikan rasa keintiman tersebut."

"Facebook tengah fokus pada komunikasi yang berfokus pada hubungan pribadi," katanya.

Baca juga: 13 Hal yang akan Terjadi Ketika Tak Ada Media Sosial

Maret lalu, Zuckerberg mengatakan pesan pribadi dan "kelompok-kelompok kecil" adalah area komunikasi online yang paling cepat berkembang.

Menurutnya, dengan banyaknya cara berinteraksi secara pribadi, Facebook juga memiliki kesempatan untuk membangun platform yang lebih sederhana yang berfokus pada privasi terlebih dahulu.

Pada April, Facebook mendesain ulang aplikasi antarmuka untuk membuat grup lebih mudah diakses dan mendorong orang-orang untuk mengirim pesan pribadi daripada mengunggah pesan lewat laman muka utama.

Setelah itu, pada Oktober 2019, Facebook meluncurkan Threads dari Instagram, aplikasi pesan foto dan aplikasi pesan video yang dirancang mengutamakan privasi, kecepatan, dan hubungan pikiran yang dekat.

Baca juga: Tak Ada Batasan Waktu Bermedia Sosial Bagi Dewasa Muda, Tapi..

Seperti yang diakui Zuckerberg pada unggahannya Maret lalu, Facebook saat ini memang tidak memiliki reputasi yang kuat untuk membangun layanan perlindungan privasi.

Misalnya, karena kasus pelanggaran data Cambridge Analytica Maret 2018 atau saat harus membayar denda 5 miliar dollar AS kepada Komisi Perdagangan Federal pada Juli 2019 karena dinilai telah memanfaatkan pengguna untuk mengendalikan privasi informasi pribadi mereka.

Lewat unggahannya Kamis lalu tersebut, Zuckerberg memperkirakan bahwa setidaknya dibutuhkan waktu lima tahun atau lebih agar lingkungan sosial digital kita benar-benar berkembang.

Ada dukungan ilmu pengetahuan untuk mewujudkan ide-ide Zuckerberg tersebut.

Baca juga: Dampak Buruk Berdebat di Media Sosial untuk Kesehatan

Sejumlah studi menunjukkan, bahwa memiliki dukungan sosial yang kuat bisa mengurangi stres, menurunkan risiko terkena penyakit dan bahkan memungkinkan seseorang hidup lebih lama.

Namun, para peneliti masih mendalami peran yang dimainkan Facebook dan jejaring sosial lainnya dalam membina hubungan dan kesejahteraan kita.

Sebagai contoh, sebuah studi tahun 2017 yang dilakukan oleh Facebook dan Carnegie Mellon University menunjukkan bahwa aktif menggunakan Facebook, seperti mengirim pesan atau berkomentar antar-teman, mengarah pada peningkatan kesejahteraan yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang-orang yang hanya melakukan kegiatan pasif, seperti menyukai atau melihat-lihat unggahan orang lain.

Baca juga: Remaja di Era Media Sosial Dihantui Kecemasan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com