Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/01/2020, 13:20 WIB
Gading Perkasa,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Analogi termudah untuk menggambarkan penjualan sepatu sneakers layaknya tiket konser. Berbagai brand kerap menjual lebih tinggi dari harga retail, dan sebagian orang menggunakan bot otomatis untuk melakukan pembelian.

Industri tiket konser dan footwear sama-sama terganggu akan masalah ini.

Retailer, brand, serta desainer membicarakan masalah bot, termasuk KAWS yang baru-baru ini mengatakan dia membatalkan dan memblokir pesanan yang memakai bot.

Brand sepatu sneakers untuk skateboard, Berrics memperdaya pengguna bot untuk menghabiskan 11.000 dollar AS pada satu sepatu.

Sedangkan Kith, brand asal Amerika, memakai taktik serupa guna mengelabui seorang pengguna bot agar membeli 21 pasang sepatu, atau senilai 1.700 dollar AS, setara dengan Air Jordan 1 Wheat.

Hal ini diperparah dengan layanan bot yang berlimpah, serta tutorial di Youtube terkait cara menggunakannya.

Lalu, siapa sebenarnya brand yang berada dalam garis depan melawan sneaker bots?

Acara Urban Sneaker Society (USS) 2019 kembali digelar di District 8 SCBD Jakarta mulai dari tanggal 8 - 10 November 2019, Jakarta, Jumat (08/11/2019). Tidak hanya brand lokal yang ditawarkan, pengunjung juga berburu sneakers - sneakers tertentu di acara tersebutKOMPAS.com/M ZAENUDDIN Acara Urban Sneaker Society (USS) 2019 kembali digelar di District 8 SCBD Jakarta mulai dari tanggal 8 - 10 November 2019, Jakarta, Jumat (08/11/2019). Tidak hanya brand lokal yang ditawarkan, pengunjung juga berburu sneakers - sneakers tertentu di acara tersebut

Sekilas tentang sneaker bots
Sneaker bots adalah aplikasi, atau skrip otomatis yang berfungsi mempercepat proses checkout saat membeli produk secara online.

Setiap perangkat komputer dapat menjalankan bot, dan server biasanya dipakai untuk kecepatan.

Sneaker bots memudahkan seseorang membeli barang limited edition. Pada sejumlah kasus, produk ini menuju ke aftermarket dan dijual dengan harga sangat tinggi --melampaui harga asli yang diberikan pihak produsen-- demi mendapat keuntungan.

Situs yang paling banyak "diserang" oleh bot yaitu Supreme, Footsites (Foot Locker, Champs, Eastbay dan Footaction), serta toko YeezySupply dan Dover Street Market.

Baca juga: Bisnis Sneaker, Remaja Putus Sekolah Ini Berpenghasilan Rp 800 Juta

Bagaimana sneaker bots bekerja
Sederhananya, kamu memasukkan informasi dirimu ke dalam bot (seperti detail kartu kredit, nama, alamat pengiriman) lalu mengarahkan bot perihal apa yang harus dibeli.

Cara yang paling umum adalah memasukkan URL tautan atau kata kunci ke dalam bot. Pembeli akan sering mencari informasi awal --seperti URL produk.

Sekali bot dijalankan, maka bot tersebut akan otomatis melakukan proses checkout dan membeli item lebih cepat daripada manusia normal --bot dapat melakukannya hanya dalam 0,2 detik.

"Supaya rilis apa pun bisa berjalan adil, setiap orang harus menggunakan kecepatan internet yang sama. Di samping itu, mereka harus memiliki jarak fisik yang sama dari server, karena akan memengaruhi jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menjadi pihak pertama di dalam barisan," kata Erik Fagerlind, pendiri Sneakersnstuff, kepada Highsnobiety.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com