Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/01/2020, 19:00 WIB
Nabilla Tashandra,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Matcha adalah minuman tradisional asal Jepang yang kerap disajikan sebagai bagian dari upacara minum teh di kalangan para bangsawan. Namun, matcha kini menjadi olahan rasa yang banyak dipakai untuk minuman atau makanan.

Founder Indonesia Tea Institute sekaligus pakar teh Ratna Somantri menjelaskan, matcha berbeda dengan teh hijau biasa. Matcha ditanam melalui proses yang khusus.

Beberapa minggu sebelum daun dipetik, tanaman matcha ditutupi terlebih dahulu untuk meminimalisasi paparan sinar matahari. Hal ini bertujuan agar tanaman mengandung polifenol tinggi sehingga daunnya lebih hijau, terasa lebih manis dan tidak terlalu pahit.

Karena kaya akan asam amino, matcha memiliki rasa gurih dan creamy yang khas atau disebut umami.

"Kalau kita bikin dari daun teh biasa dibuat jadi serbuk itu tidak akan bisa seperti matcha karena tidak melalui proses tersebut," tutur Ratna saat ditemui pada konferensi pers National Matcha Day with Matchamu di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (14/1/2020).

Baca juga: Serupa tapi Tak Sama, Teh Hijau dan Matcha

Pemenang Master Chef Indonesia Season 5  Stefani Horison, Tea Executive Officer Matchamu Lintang Wuriantari dan Founder Indonesia Tea Institute sekaligus Pakar teh Ratna Somantri (paling kiri ke kanan) pada konferensi pers National Matcha Day with Matchamu di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (14/1/2020).KOMPAS.com/Nabilla Tashandra Pemenang Master Chef Indonesia Season 5 Stefani Horison, Tea Executive Officer Matchamu Lintang Wuriantari dan Founder Indonesia Tea Institute sekaligus Pakar teh Ratna Somantri (paling kiri ke kanan) pada konferensi pers National Matcha Day with Matchamu di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (14/1/2020).

Meski mudah ditemukan di pasaran, namun ternyata tak semua matcha asli. Ada banyak matcha di pasaran yang dibuat dengan bubuk teh hijau yang ditambahkan pewarna.

Lalu, bagaimana cara membedakannya?

1. Harga

Menurut Ratna, pembuatan matcha sangatlah rumit sehingga minuman matcha tidak bisa dijual dengan harga yang sangat murah.

"Kalau murah sekali, misal matcha latte Rp 5.000 sudah pasti bukan matcha," ucapnya.

2. Warna

Namun, harga juga tak selalu bisa menjadi patokan. Sehingga hal lainnya yang perlu diperhatikan adalah warnanya. Warna bubuk teh hijau cenderung kuning kecokelatan, tidak bisa sama hijaunya dengan matcha.

Warna hijau yang sama memang bisa didapatkan dengan menggunakan pewarna, namun warna hijau pewarna bisa luntur jika dicampur dengan air.

"Ada yang menambahkan pewarna, tapi kalau dikasih air warnanya akan langsung terpisah," katanya.

Baca juga: Kaya Manfaat, Matcha Juga Bisa Meningkatkan Performa Pelari

3. Aroma dan rasa

Matcha memiliki aroma yang sangat khas dan berbeda dari teh lainnya, yakni mirip aroma daun namun lebih creamy.

Matcha juga akan terasa gurih dan tidak pahit. Beda halnya jika kita mengonsumsi bubuh teh hijau. Itulah mengapa matcha sangat cocok ketika dipadukan dengan susu.

"Green tea powder pahit semua, tidak ada sweetness dan creamy," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com