Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hal Sepele Pemicu Pertengkaran dengan Pasangan yang Perlu Dihindari

Kompas.com - 16/01/2020, 11:18 WIB
Nabilla Tashandra,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perdebatan dan pertengkaran dalam hubungan adalah hal biasa. Namun, ketika terjadi masalah yang sama berulang-ulang dan berlarut, artinya kamu perlu mencari solusi yang tepat.

Penyebab umum pasangan bertengkar tidak hanya karena masalah kesetiaan atau pengasuhan anak (ketika sudah menikah).

Menurut pakar hubungan dan konselor pernikahan dari New York, Rachel Sussman, ada beberapa hal sepele yang juga bisa memicu pertengkaran, seperti tugas rumah tangga atau media sosial.

Ia menambahkan, pertengkaran seringkali bukan hanya karena topik itu sendiri, melainkan dari kurangnya komunikasi antar-pasangan.

"Jika kamu adalah seseorang dengan skill komunikasi yang buruk, bisa saja ketika pasanganmu membahas sesuatu kamu akan berakhir defensif atau mulai membalas."

"Artinya, apapun yang diperdebatkan, bisa terjadi eskalasi yang berakhir dengan pertengkaran hebat," katanya.

Baca juga: Lima Kebiasaan yang Bisa Merusak Hubungan Pernikahan

Sussman menyebutkan beberapa hal sepele di kehidupan rumah tangga yang bisa memicu pertengkaran antar-pasangan, yang jika dibiarkan berpotensi memicu keretakan hubungan.

1. Bertengkar ketika salah satu merasa lebih berkomitmen

Banyak klien Sussman yang berkonsultasi mengenai komitmen dengan pasangannya, terutama bagi pasangan yang belum menikah.

Biasanya, Sussman mengatakan, salah satu merasa lebih serius berkomitmen daripada pihak lainnya. Mereka merasa pasangan mereka tidak memberikan komitmen yang sama.

Baca juga: Pahami Ini Sebelum Jatuh Cinta dengan Suami Orang

2. Tugas rumah tangga

Pada kehidupan rumah tangga, pertengkaran yang cukup sering terjadi berkaitan dengan tugas rumah tangga. Salah satu pihak merasa memiliki beban lebih besar daripada pihak lainnya, biasanya pihak istri.

Faktanya, di era modern ini banyak perempuan menikah yang menghabiskan lebih banyak waktunya untuk bekerja. Dengan beban pekerjaan di kantor dan di rumah, tentu banyak ibu yang kewalahan jika pasangannya tidak ikut membantu.

Para ibu menghabiskan 16 jam lebih dalam seminggu untuk pekerjaan yang dibayar daripada 50 tahun yang lalu. Namun, empat jam lebih banyak dalam seminggu untuk pengasuhan anak.

Baca juga: 8 Hal yang Perlu Dilakukan Ibu Rumah Tangga demi Menjaga Kewarasan

3. Media sosial

Sussman mengatakan, di era digital ini ia melihat banyak keluhan pasutri yang terkait kebiasaan mengakses media sosial berlebih dalan lima tahun terakhir.

Biasanya, pasangan yang mengalami masalah ini berusia antara 20 hingga 30 tahunan.

Salah satu bentuk komplainnya, misalnya, ketika kehidupan salah satu pihak seolah terpaku pada media sosial atau tampak menunjukkan gejala kecanduan terhadap ponselnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com