Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyelisik Pro Kontra Dampak Vape untuk Kesehatan...

Kompas.com - 17/01/2020, 14:47 WIB
Reni Susanti,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Iceu mengatakan, dalam sejumlah penelitian disebutkan, vape mengandung formaldehida, benzena, dan akrolein.

Zat kimia tersebut bersifat karsinogenik yang bisa memicu kanker. Cara kerjanya, zat itu akan merusak inti sel hingga terjadi perubahan struktur.

Baca juga: Tak Cuma Bisa Rusak Paru-paru, Vape Pun Bisa Picu Kanker

Perubahan ini selanjutnya menjadi asal muasal menjadi kanker. “(Dalam penelitian) ada yang menghubungkan dengan kanker paru dan kanker kantung kencing,” imbuhnya.

Penelitian itu baru hasil penelitian awal karena vape merupakan barang baru.

Berbeda dari rokok tembakau yang sudah puluhan tahun, sehingga laporan komposisi dalam rokok lebih detail.

“Meski zat kimia yang ditemukan belum selengkap rokok konvensional, tapi cukup untuk menggambarkan vape tidak benar-benar aman,” imbuh lulusan Universitas Padjadajaran (Unpad) Bandung ini.

Selain itu, nikotin yang ada dalam vape membuat pemakainya ketagihan. Karenanya, salah jika orang beranggapan vape menjadi jembatan untuk berhenti merokok.

Tak hanya bagi pemakai vape, ancaman kesehatan ini pun berlaku bagi perokok pasif atau orang yang menghirupnya. Sebab, asap yang dihasilkan dari vape mengandung zat yang sama.

Baca juga: Pakai Vape 2 Tahun, Paru-paru Adam Rusak Akut

Risiko kanker

Iceu mengungkapkan, proses pemakaian vape hingga akhirnya mengalami gangguan kesehatan memerlukan waktu tergantung dari karakteristik orang tersebut.

“Ada yang satu tahun, ada yang lima tahun. Setiap orang berbeda tergantung karakteristik dan kondisi sel orang itu,” ucap dia.

Misal ada orang yang seumur hidup merokok, tetapi tidak terkena kanker. Itu bisa terjadi karena di badannya tidak memiliki bakat untuk sel kanker.

“Yang lain, satu tahun merokok vape muncul kanker. Salah satu faktor seseorang terkena kanker adalah ia memiliki sel yang berbakat untuk berubah menjadi sel kanker,” tegas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com