KOMPAS.com - Potensi pasar busana muslim selalu menarik setiap tahunnya. Ini tentu teradi karena semakin banyak perempuan yang mengenakan hijab.
Namun, besarnya pasar busana muslim tidak serta-merta membuat pengusaha di bidang ini bisa berleha-leha.
Tantangan yang dihadapi pada 2020 tentu tak berkurang. Pemilik brand Ethica dan Seply, Asep Mulyadi, mengatakan, tantangan pertama mereka adalah soal digitalisasi.
“Kita harus hadapi perubahan, berubah ke arah digital,” kata Asep kepada Kompas.com di Bandung, Kamis (16/1/2020) kemarin.
Baca juga: Selain Antibakteri, Inovasi Kain Hijab Ini Juga Diklaim Halal
Pria yang sudah berbisnis busana muslim sejak tahun 2008 ini mengatakan, meski penjualan online cenderung meningkat, tetapi transaksi offline pun harus dikuatkan.
Itulah mengapa, selain menggenjot pemesanan dan transaksi digital, Asep juga akan menambah toko di Kalimantan dan Lampung.
Toko-toko itu akan melengkapi toko yang sudah ada sebelumnya di Sulawesi dan beberapa daerah di Jawa, seperti Malang, Bandung, dan Garut.
Tantangan kedua adalah bahan baku. Meski Bandung menjadi salah satu daerah gudangnya pabrik tekstil, tetapi dia mengalami kesulitan kain yang menjadi bahan baku.
Beberapa kali terjadi pada periode 2018-2019 lalu, dia harus mengembalikan kain karena tidak sesuai dengan yang diinginkan.
Baca juga: Ingin Hijab Adem dan Ramah Lingkungan? Coba Koleksi Hijup Infreenity
“Saya tidak tahu kenapa, tapi ada (bahan baku) yang reject, mungkin proses qc (quality control) kurang optimal atau ada yang menguasai benang. Saya tidak tahu,” tutur dia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.