Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/01/2020, 16:33 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

Sumber allure.com

KOMPAS.com - Merokok menggunakan vape atau rokok elektronik kian populer. Walau rokok jenis ini tidak memiliki peringatan bahaya di kemasannya, namun vape tetap bersifat adiktif nikotin dan buruk bagi kesehatan.

The New York Times melaporkan, “Pada 21 November 2019, terdapat 47 kematian di Amerika Serikat akibat penyakit pernapasan misterius terkait dengan vaping dan 2.290 kasus penyakit lainnya telah dilaporkan.”

Selain masalah bagi organ pernapasan, efek rokok vape juga akan secara nyata terlihat pada bagian kulit.

Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam Journal of American Academy of Dermatology, pada bulan Oktober 2019 meninjau beberapa hasil studi kondisi kulit yang terkait dengan penggunaan rokok elektronik, yaitu dermatitis kontak, luka bakar, dan lesi oral.

Para peneliti menemukan, telah terjadi peningkatan jumlah kasus dermatitis kontak (ruam kulit) akibat penggunaan vape.

Rokok elektronik bekerja dengan cara memanaskan vape dengan koil yang terbuat dari nikel yang akan ditransmisikan melalui perangkat sehingga dapat mengiritasi tangan yang digunakan untuk memegang rokok ini.

Studi ini juga melaporkan antara 2015 dan 2017, diperkirakan 2.035 orang masuk ke unit gawat darurat AS akibat ledakan dan luka bakar karena rokok elektronik. Meningkat 40 kali dari sebelum tahun 2015.

Dari hasil studi tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat bukti awal rokok elektronik berbahaya bagi kulit manusia.

Penelitian awal ini berkaitan dengan cedera dan kondisi serius yang mungkin timbul akibat vaping.

Baca juga: Menyelisik Pro Kontra Dampak Vape untuk Kesehatan...

Sementara itu, bagaimana vaping memengaruhi kulit secara estetika, masih diperlukannya penelitian lebih lanjut.

Namun, beberapa ahli kulit menggambarkan perbandingan logis antara efek merokok pada kulit.

Sebuah penelitian yang diterbitkan pada bulan Oktober 2019 menemukan, perokok aktif secara visual terlihat lebih tua daripada usianya. Dermatologis melihat ini serupa dengan efek penggunaan vaping.

Selama bertahun-tahun, Jeanine Downie seorang dokter kulit yang berbasis di New Jersey, selalu bertanya kepada pasiennya "apakah Anda merokok?"

Namun beberapa tahun terakhir ini, ia menambahkan pertanyaan lanjutan, "Apakah Anda mengisap vape?"

Downie telah memerhatikan pasien yang tidak merokok namun mengisap vape, muncul gejala yang sama dengan perokok.

Baca juga: Selain Keriput, Ini Tanda Kulit Mulai Alami Penuaan

Halaman:
Sumber allure.com
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com