Namun detail menonjolnya adalah pada sol yang memasukkan warna vanila pada karet untuk memberikan kesan vintage yang sempurna.
"Bagi saya proyek itu adalah salah satu kolaborasi terbesar sepanjang masa," tutur Aspden. "Tidak pernah terjadi sebelumnya, sportswear dan streetwear berkolaborasi dengan cara terang-terangan dan kuat."
Sepatu kolaborasi itu kemudian menciptakan kegilaan secara instan. Mereka yang benar-benar ingin memilikinya berbaris di luar toko sneakers, sesuatu yang masih langka pada saat itu.
Antrean-antrean pun terus terjadi untuk menanti kolaborasi Superstar yang dianggap paling komprehensif hingga saat ini, yaitu koleksi anniversary ke-35 yang terkenal.
Dirancang oleh Dean Lokes dan Ben Pruess, kepala Adidas Originals kala itu, mereka mengirim konsep ke Aspden, yang kemudian memberikan jawaban agar membuat proyek itu menjadi momen tak terlupakan.
"Saya pikir itu ide yang berani --maksud saya, siapa yang pernah merayakan ulang tahun ke-35 dengan istimewa sebelumnya," ujar Aspden mengenang.
Dirilis secara global pada malam tahun baru 1 Januari 2005 (35 tahun setelah OG Superstar pertama kali menembus pasar pada tahun 1970), koleksi ini menceritakan kehidupan Superstar di luar lapangan basket.
Sebanyak 35 pasang sepatu yang unik diinterpretasikan kembali oleh berbagai kolaborator, seniman, artis, dan selebriti, dan semuanya menggambarkan desain lintas budaya.
Sneaker pertama dalam kolaborasi tersebut, tentu didedikasikan untuk Adi Dassler, sang pendiri Adidas. Ia adalah reproduksi original dari Superstar 1969-- yang disebut Superstar Vintage.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.