Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cafe More, Saat Secangkir Kopi Diracik dengan Mata Hati...

Kompas.com - 23/01/2020, 13:24 WIB
Reni Susanti,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Mereka belajar berbagai hal, mulai dari mengenal, meracik, hingga menyajikan kopi. Mereka pun harus mempelajari berbagai alat yang digunakan.

Bukan hal mudah bagi Sipa dan teman-temannya belajar menjadi barista.

Pengelihatan yang terbatas membuat mereka harus berjuang lebih keras dan teliti. Mereka seperti harus menggunakan mata hati-nya dalam bekerja.

Misal saat menuangkan susu pada racikan kopi dalam gelas. Mata mereka harus lebih dekat dengan gelas untuk memastikan takarannya benar, dan tidak ada susu yang tumpah atau berlebih.

Begitu pun saat mereka menimbang kopi. Mereka harus super teliti untuk memastikan angka di timbangan pas dengan jumlah kopi yang diinginkan.

Sebab, jika takarannya kurang atau salah, rasa dari kopi racikannya akan berubah.

Baca juga: Tak Semua Jenis Kopi Baik untuk Kesehatan Tubuh

Untuk itu mereka berharap adanya peralatan seperti timbangan yang memudahkan barista disabilitas netra. Misalnya dengan mengeluarkan suara ketika di-setting pada takaran tertentu.

Tak hanya itu, pekerjaan lainnya seperti mencuci gelas, harus dilakukan lebih seksama agar tidak ada kotoran yang tersisa di gelas.

Ketelitian tersebut membuat proses meracik satu gelas kopi kadang membutuhkan waktu lebih lama dibanding barista di kafe lainnya.

Pemberdayaan perempuan disabilitas

Staf BRSPDSN Wyata Guna Bandung, Dewi Yuliawati mengatakan, kafe ini salah satu bentuk kerja sama Kementerian sosial melalui Wyata Guna dengan Siloam Center for The Blind of Korea.

Proyek dari kerja sama itu berupa pemberdayaan perempuan disabilitas netra karena mereka lebih rawan dan sulit mencari pekerjaan.

Ada beberapa program yang dijalankan. Mulai dari pelatihan barista selama empat bulan, hingga pendirian tiga kafe. Untuk rencana itu, sekarang baru satu kafe yang didirikan.

“Penandatanganan kerja sama Maret 2018. Pembangunan kafe sendiri November dan diresmikan 14 Desember 2019,” ungkap Dewi.

Baca juga: Teh Segera Saingi Tren Minum Kopi Kekinian...

Setelah dibuka, pengunjungnya membludak dan di luar perkiraan. Bahkan ada kalanya para barista ini sulit untuk beristirahat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com