Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cafe More, Saat Secangkir Kopi Diracik dengan Mata Hati...

Kompas.com - 23/01/2020, 13:24 WIB
Reni Susanti,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Sebuah papan bertulisan “closed” menggantung di pintu masuk Cafe More Wyata Guna, Jalan Pajajaran, Kota Bandung. Padahal, Selasa itu, jarum jam baru menunjukkan pukul 15.00 WIB.

Selain itu, jika dilihat dari luar, kafe tersebut dipenuhi banyak orang. Kursi-kursi yang terbuat dari kayu tampak penuh.

Melihat pemandangan di dalam kafe, sejumlah pengunjung yang sempat mematung di depan pintu, memberanikan diri masuk dan mendatangi kasir untuk memesan.

“Mohon maaf kak, kami closed order dulu untuk sementara. Baru buka sekitar pukul 17.00,” ujar salah seorang barista, Sipa (30).

Sipa menjelaskan, kafe tersebut closed order sementara waktu, karena antrean pesanan sudah terlalu panjang.

Baca juga: 6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Minum Kopi

Selain itu, beberapa bahan habis, sehingga pihak kafe harus mengisi ulang persediaan.

“Mau ditunggu boleh, atau kakak bisa datang lagi ke sini sore. Kami tutup jam 21.00. Maaf ya kak,” tambah Sipa lagi.

Sepintas tak ada yang berbeda dalam kafe yang tengah viral di media sosial ini.

Tempat itu didesain minimalis, dengan beberapa tambahan interior ciamik yang biasa ditemukan di kafe kopi.

Begitu pun dengan baristanya. Mereka begitu cekatan, rapi, dan ramah. Tangan mereka terlatih meracik kopi, melayani pembeli, dan bertransaksi.

Uniknya, semua barista di kafe tersebut perempuan. Mereka juga disabilitas netra low vision.

Ada tiga barista yang melayani siang itu, di antaranya Sipa dan Nur Fatimah.

“Senang bisa jadi barista, jadi punya pengalaman baru,” ujar Sipa kepada Kompas.com di tengah kesibukannya meracik kopi.

Salah satu barista Cafe More, Sipa. KOMPAS.com/RENI SUSANTI Salah satu barista Cafe More, Sipa.

Sipa mengatakan, untuk menjadi barista, ia mengikuti pelatihan yang diselenggarakan di Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Sensorik Netra (BRSPDSN) Wyata Guna Bandung.

Pelatihan berlangsung empat bulan secara gratis. Ia bersama perempuan disabilitas netra lainnya dilatih oleh barista profesional.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com