Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/01/2020, 13:25 WIB
Nabilla Tashandra,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber BBC

KOMPAS.com - Uban atau rambut yang memutih seringkali menjadi salah satu acuan semakin bertambah tuanya seseorang.

Padahal, uban bisa saja muncul di usia yang masih muda dan bisa menjadi tanda stres.

Faktanya, para ilmuwan mengungkapkan bahwa stres bisa menyebabkan rambut berubah warna menjadi putih. Namun, hal itu bisa dihentikan tanpa harus menggunakan pewarna rambut.

Pada percobaan terhadap tikus, seperti dilansir dari BBC Health, sel punca (stem cell) yang mengontrol warna kulit dan rambut rusak ketika stres terjadi karena rasa sakit yang intens.

Baca juga: Studi: Menggoda Rekan Kerja Bisa Kurangi Stres

Hasil dari penelitian yang diterbitkan di Nature tersebut, tikus berbulu hitam pun berubah menjadi putih dalam waktu beberapa minggu.

Namun, para ilmuwan tidak tahu persis bagaimana stres memengaruhi rambut di kepala kita.

Ilmuwan dari Universitas Harvard Amerika Serikat dan Sao Paulo Brazil yang ada di belakang penelitian ini meyakini efek tersebut berkaitan dengan sel batang melanosit, yaitu sel yang memproduksi melanin dan bertanggung jawab untuk warna rambut dan kulit.

Saat melakukan percobaan pada tikus, mereka menemukan bukti bahwa inilah masalahnya.

Prof Ya-Cieh Hsu, penulis penelitian dari Universitas Harvard menjelaskan, kerusakan permanen pada tikus memicu pelepasan adrenalin dan kortisol, membuat jantung mereka berdetak lebih cepat dan tekanan darah meningkat. Ini memengaruhi sistem saraf dan menyebabkan stres akut.

Proses ini kemudian mempercepat penipisan sel induk yang menghasilkan melanin dalam folikel rambut.

"Aku menduga stres buruk bagi tubuh. Tetapi, dampak buruk stres terhadap rambut ada di luar apa yang kubayangkan," kata Prof Hsu.

Baca juga: 7 Penyebab Tumbuh Uban Lebih Cepat

Halaman:
Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com