KOMPAS.com - Era disrupsi, membuat dunia tidak bisa ditebak. Perencanaan bisnis pun sulit disusun, karena pergerakan yang begitu dinamis.
Pada era disrupsi, persaingan bukan ditentukan modal ataupun teknologi, tapi sumber daya manusia dan budaya kerja.
“Karena modal dan teknologi gampang ditiru. Jadi, untuk menjadi SDM mumpuni harus banyak belajar karena dunia begitu dinamis.”
Baca juga: Waspada, Kerja Berlebihan Bisa Sebabkan Penyakit Kronis
Begitu penuturan Managing Director Executive Education Sekolah Bisnis Manajemen (SBM) Institut Teknologi Bandung (ITB), Donald Crestofel Lantu, Jumat (24/1/2019).
Disrupsi biasa diterjemahkan sebagai sebuah inovasi yang akan menggantikan seluruh sistem lama dengan cara-cara baru.
Lebih jauh Donald mengungkapkan, cara belajar untuk bertahan di era semacam itu memang beragam.
Baca juga: Bagaimana Kelelahan Kerja Sebabkan Gangguan Jantung
"Bisa melalui internet, buku, tatap muka langsung, dan pengalaman banyak orang," kata dia.
Nah, setidaknya ada empat kemampuan yang harus dimiliki SDM di era disrupsi.
Bagaimana membuat perencanaan bisnis, memindai berbagai masalah di dalam maupun luar perusahaan, demi menentukan langkah strategis bagi perusahaan.
“Kemampuan ini pun menuntut SDM membuat keputusan strategis dan menciptakan solusi alternatif,” ungkap Donald.
Baca juga: Melihat Tanaman di Meja Kerja Bisa Kurangi Stres
Donald mengatakan, kemampuan kedua yang harus dimiliki adalah bisnis. Yakni, bagaimana SDM melayani konsumen.
Dalam poin ini dibutuhkan proses enterpreneurship.
Poin ketiga menekankan pada kemampuan berorganisasi. Di sini, SDM memperlihatkan kemampuan dalam mengeksekusi perencanaan bisnis.
Ada empat poin dalam keahlian berorganisasi, execution focus, organizational awareness, concern for order, dan adaptability.
Baca juga: Perhatikan, 5 Cara Atasi Stres di Tempat Kerja
“Pembelajaran tidak harus selalu serius. SBM ITB mendesain materi sedemikian rupa agar terjadi inovasi pembelajaran melalui game based learning,” tutur Donald.