Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/01/2020, 15:08 WIB
Wisnubrata

Editor

Sumber

KOMPAS.com - Saat berusia 10 tahun, Arya Permana harus berhenti sekolah karena tidak kuat berjalan. Sehari-hari, kegiatannya hanya berbaring sambil menonton televisi. Bobot tubuhnya yang kala itu mencapai hampir 190 kg, menghalangi Arya dan masa depannya.

Setelah kurang lebih tiga tahun lamanya menjalani serangkaian program, Arya berhasil menurunkan berat badan hingga 109 kg.

Bobot Arya sekarang sudah mencapai 81 kg. Angka ini hanya lebih beberapa kilogram dari berat badan idealnya. Apa yang dilakukan Arya hingga berhasil melawan obesitas?

Tahun 2016 lalu, Arya tidak bisa berjalan karena tidak kuat menahan berat badannya. Kondisinya yang cukup memprihatinkan tersebut akhirnya menyita perhatian banyak pihak. Hal itu membuat Arya akhirnya mulai menjalani perawatan untuk bisa menurunkan berat badannya.

Dengan bantuan dari tim dokter serta Ade Rai, pelatih olahraganya yang juga binaragawan ternama, Arya berhasil menghilangkan setengah berat badannya.

Selama ini, Arya diketahui sudah menjalani operasi pengecilan lambung, serta mengubah pola makan menjadi jauh lebih sehat, dan berolahraga secara teratur.

Jika sebelumnya Arya disebut bisa mengonsumsi puluhan botol minuman kemasan dalam satu hari, anak asal Jawa Barat ini sekarang sudah bisa menahan dirinya. Makanan yang dikonsumsinya pun sudah tidak mengandung minyak dan gula berlebih.

Arya mengungkapkan, awalnya ia tidak menjalankan olahraga yang terlalu berat. Latihannya dimulai dengan gerakan ringan seperti push up di tembok dan mengangkat semacam tambang.

Arya Permana (10) penderita severe obesity ditangani 13 dokter spesialis RSHS. Berat badan normal Arya kurang dari 50 kg, namun saat ini beratnya mencapai 189,5 kg. KOMPAS.com/Reni Susanti Arya Permana (10) penderita severe obesity ditangani 13 dokter spesialis RSHS. Berat badan normal Arya kurang dari 50 kg, namun saat ini beratnya mencapai 189,5 kg.
Setelah menjalani operasi pengecilan lambung pun Arya mengaku jadi lebih mudah kenyang, sehingga porsi makannya bisa berkurang. Seperti apa operasi tersebut?

Operasi pengecilan lambung, memang bisa menjadi salah satu pilihan perawatan bagi kondisi obesitas ekstrem, atau obesitas yang disertai penyakit yang mengancam nyawa. Dalam istilah medis, prosedur ini dinamakan sebagai operasi bariatrik.

Operasi bariatrik sendiri terbagi atas beberapa jenis, yaitu:

• Gastric bypass

Operasi gastric bypass atau bypass lambung adalah jenis operasi bariatrik yang paling sering dilakukan. Prosedur ini dijalankan untuk menurunkan kapasitas lambung dan mengurangi penyerapan nutrisi di tubuh.

Operasi ini dilakukan dengan cara memotong bagian atas lambung, lalu memisahkannya dari bagian lambung lainnya. Lalu, dokter akan membuat lambung baru yang berbentuk seperti kantung kecil, dan menyambungkannya ke usus halus sehingga makanan nantinya akan masuk dari kantung kecil menuju usus halus.

Saat operasi selesai, lambung hanya dapat menampung makanan dalam jumlah yang sangat sedikit, yaitu sebanyak kurang lebih 30 gram.

• Sleeve gastrectomy

Pada operasi ini, dokter akan memotong sekitar 80% bagian lambung. Dengan begitu, kapasitas lambung akan berkurang drastis, dan jumlah makanan yang dapat ditampung, serta kalori yang masuk ke tubuh otomatis akan berkurang.

• Biliopancreatic diversion with duodenal switch (BPD/DS)

Dibandingkan dengan dua jenis operasi bariatrik lainnya, operasi ini merupakan jenis yang paling rumit. Sebab, prosedur ini juga melibatkan modifikasi saluran pencernaan.

Tim dokter tidak menyebutkan jenis operasi pengecilan lambung yang dilalui Arya. Namun yang pasti, operasi tersebut dianggap berhasil membantu Arya mengurangi berat badannya.

Perlu diingat, tidak semua orang yang kelebihan berat badan bisa melewati prosedur ini. Sebab, sama seperti jenis operasi lainnya, pengecilan lambung juga bisa saja menimbulkan risiko, seperti berpotensi menyebabkan defisiensi protein, vitamin, dan mineral. Sehingga sebaiknya hanya orang yang benar-benar membutuhkannya yang melaluinya.

Olahraga yang tepat untuk orang obesitas

Arya Permana, bocah asal Karawang mengenakan baju saat berat badannya 192 kilogram. Kini berat badan Arya turun menjadi 85 kilogram dan gemar berenang serta bermain sepakbola, Selasa (18/6/2019).KOMPAS.com/FARIDA FARHAN Arya Permana, bocah asal Karawang mengenakan baju saat berat badannya 192 kilogram. Kini berat badan Arya turun menjadi 85 kilogram dan gemar berenang serta bermain sepakbola, Selasa (18/6/2019).
Bagi orang yang mengalami obesitas, memulai untuk olahraga bukanlah hal yang mudah. Begitu pun dengan Arya Permana. Arya mengungkapkan, di awal usahanya, ia hanya berolahraga ringan sesuai kemampuannya tanpa memaksakan latihan berat.

Hal ini memang disarankan untuk orang obesitas yang ingin mencoba lebih aktif. Secara normal, seseorang dianjurkan untuk melakukan olahraga setidaknya 150 menit dalam satu minggu, atau 30 menit dalam lima hari.

Apabila 30 menit dirasa terlalu lama, waktu ini pun bisa kembali dipecah menjadi 10 menit dalam satu kali olahraga, tiga kali sehari.

Saat baru berolahraga, jangan terlalu melihat jumlah kalori yang dibakar. Hal terpenting adalah membiasakan diri terlebih dahulu untuk hidup aktif dan menjadikan olahraga sebagai kegiatan harian.

Bagi orang yang mengalami obesitas, ada beberapa jenis olahraga yang bisa Anda lakukan, seperti:

• Jalan kaki

Jalan kaki adalah bentuk olahraga paling sederhana yang bisa dilakukan. Sebagai langkah awal, kita tidak perlu melakukan perjalanan yang terlalu jauh.

Kita bisa mengubah sedikit kebiasaan misalnya dibanding naik lift, perbanyak naik tangga. Atau dibanding naik kendaraan pribadi, pilihlah untuk naik kendaraan umum ketika bepergian.

• Olahraga air

Berolahraga di dalam air akan membuat tubuh terasa lebih ringan, sehingga kita akan lebih mudah bergerak. Berolahraga di dalam air juga akan mengurangi tekanan pada sendi-sendi di tubuh.

• Sepeda statis

Orang yang obesitas bisa memilih sepeda statis dengan sandaran punggung di belakangnya, sebagai struktur tambahan untuk menopang berat badan.

Mengombinasikan sepeda statis dengan kebiasaan jalan kaki bisa menjadi olahraga yang baik, untuk menurunkan berat badan berlebih.

Baca juga: Ade Rai: Saya Sebagai Support System untuk Arya Permana

Tidak mudah usaha yang dilakukan Arya Permana untuk mencapai berat badannya saat ini. Dibutuhkan konsistensi dan dukungan dari orang-orang sekitar hingga perjalanan menurunkan berat badan, bisa dilalui dengan baik.

Hal ini juga berlaku bagi siapapun yang ingin menurunkan berat badan. Konsistensi dan dukungan orang-orang terdekat, merupakan kunci yang sangat membantu agar tidak menyerah di tengah jalan.

Kompas TV

JAKARTA, KOMPAS.TV - Arya Permana, anak laki-laki asal Karawang yang sempat viral karena berat badannya.

Pada waktu itu, di usianya yang baru 10 tahun, berat badannya hampir 200 kg.

Kini, Arya sudah berusia 14 tahun dan mengalami banyak perubahan.
Untuk menuju berat badan yang seperti sekarang, Arya dibantu oleh Ade Rai, tepatnya sejak pertengahan tahun 2016.

Dilansir dari Kompas.com Jumat (24/01/2020), Ade Rau datang ke Rumah Sakit Hasan Sadikin untuk menemuinya. 

Arya berada di rumah sakit karena berat badannya sempat turun, namun tersisa banyak kulit yang bergelambir, oleh karena itu ia melakukan operasi plastik.

Ade juga berpesan agar Arya mengunjungi tempat gym-nya di daerah Bandung.

Sejak berusaha menurunkan berat badan, Arya mengaku bahwa tidak ada paksaan dari pihak manapun agar berat badannya turun.

Bahkan, Ia tidak mengonsumsi obat diet apapun.

Semuanya karena olahraga dan hidup sehat.

Ade Rai juga sempat berpesan padanya agar jangan menjadikan olahraga sebagai paksaan.

Berat badan Arya kini sudah mencapai 83 kg, dan ia sudah bisa bermain bola bersama dengan teman-temannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com