Soedjatmiko menambahkan, gadget idealnya dipegang oleh orangtua untuk digunakan bersama anak.
Misalnya, untuk belajar mengenal warna, bentuk, belajar bernyanyi, bermain tebak-tebakan, dan lainnya.
Sehingga dalam hal ini, gadget menjadi media interaksi yang juga mampu mengasah kognitif serta emosi anak.
"Gadget boleh, tapi dipegang ibunya dan main bersama. Sama seperti pisau di rumah, boleh enggak? Boleh, tapi jangan untuk menusuk. Api boleh enggak? Boleh, untuk memasak jangan untuk membakar rumah," tuturnya.
Baca juga: Anak Terlalu Sering Main Gadget Berisiko Alami Gangguan Tumbuh Kembang
Bagi anak yang sudah terlanjur kecanduan gadget, tidak ada kata terlambat untuk menyembuhkannya.
Soedjatmiko menyarankan agar orangtua lebih sering mengajak anak bermain ke luar dan melakukan aktivitas yang mereka sukai. Misalnya, bisa melalui olahraga, masak-masakan, atau bernyanyi.
Peran ibu yang kreatif sangat penting untuk menghasilkan anak yang cerdas.
"Kalau sudah terlanjur ya sudah ajak menggambar, bermain, dipuji, buat anak bangga bahwa bermain membaca keren, pajang gambarnya di rumah. Sejelek apapun jangan bilang gambarnya jelek."
"Kecanduan gadget kenapa? Karena selama ini dikasih, ibunya ke tetangga anak dibiarkan main gadget sendiri," kata dia.
Baca juga: Ada Klinik Khusus Kecanduan Gadget di Jakarta Lho...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.