"Pemikiran bahwa kita menjadi orang yang selalu dituju memang istimewa dalam beberapa hal. Mencari validasi dari luar untuk menjadi istimewa juga menunjukkan fakta kita tidak menyadari pencapaian diri, keterampilan, dan nilai kita."
Kita tak akan bisa mengurus diri jika selalu berusaha menjadi orang yang tepat untuk semua orang.
Mungkin akan terasa menyenangkan sesaat ketika menjadi orang yangs selalu dimintai bantuan dari rekan kerja.
Namun, hal ini membuat lingkaran yang tak terhindarkan karena ketika momen tersebut berlalu, kita mulai merasa seperti tidak diperhatikan dan harus melakukan sesuatu.
Ketika kita tidak memerlukan validasi seseorang untuk merasa bernilai, kita bisa menerapkan strategi dalam bekerja, menolak permintaan orang lain dan menunjukkan kemampuan dalam tugas kita sendiri.
Tidak ada yang bisa mengerjakan ini selain saya
"Para martir kerja melihat permintaan bukan sebagai opsi, melainkan tuntutan. Mereka berpikir segala sesuatu harus mereka lakukan," ujar Wilding.
Saat kita yakin setiap permintaan harus diselesaikan, kita tidak dapat melepaskan kendali. Jika kita adalah seorang manajer tim, maka pola pikir mengerjakan segala hal akan merusak dan kita akan menyamaratakan kesalahan.
Kita akan mulai berpikir, "akan lebih mudah bagi saya untuk melakukannya sendirian".
"Hanya karena seseorang tidak melakukan dengan benar sesekali, bukan berarti mereka tidak selalu mampu melakukannya. Itu mungkin berarti kita perlu memberi intstruksi yang lebih baik, atau mengatur ulang ekspektasi, dan memberi mereka lebih banyak waktu," ujarnya.
Sikap "kerja bakti" kita memengaruhi orang lain. Ketika kita tidak dapat mendelegasikan, maka kita merugikan rekan kerja karena telah merampas kesempatan merkea untuk tumbuh dan berkembang dalam karier.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.