Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/01/2020, 14:06 WIB
Nabilla Tashandra,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Banyak dari kita yang mungkin masih bingung tentang kapan waktu terbaik untuk berolahraga, apakah pagi hari atau malam hari.

Dua waktu tersebut sebetulnya memiliki kebaikannya masing-masing. Namun, ada aspek lainnya yang seringkali tidak diperhatikan ketika mau berolahraga.

Pemilik Alder Fitness Boutique, Adit Lubis menyebutkan, olahraga sebetulnya idealnya dilakukan sesuai kebutuhan dan gaya hidup individu, agar bisa berlangsung secara rutin.

Namun, Adit menyarankan agar olahraga dilakukan ketika tubuh sedang memiliki energi yang maksimal.

Baca juga: Bekerja Shift Malam Selama Kehamilan, Apa Efeknya?

"Lakukan olahraga saat tenaga kita sedang banyak-banyaknya. Kalau, secara spesifik mau strength training, kalau merasa tubuh lemas di pagi hari ya lebih baik dilakukan malam hari. Dan sebaliknya."

Hal itu dikatakan Adit ketika ditemui di Alder Fitness Boutique, Jakarta, Selasa (28/1/2020).

Owner Alder Fitness Boutique, Adit Lubis seusai diskusi nutrisi, Selasa (28/1/2020).KOMPAS.com/Nabilla Tashandra Owner Alder Fitness Boutique, Adit Lubis seusai diskusi nutrisi, Selasa (28/1/2020).

Ketika sudah memutuskan berolahraga rutin di malam hari, cobalah terus melakukan rutinitas itu.

Jika suatu hari berhalangan melakukannya di malam hari, maka bisa dialihkan ke jadwal olahraga di pagi hari.

Namun, pastikan tubuh tidak overtraining alias olahraga berlebih. Sebab, alih-alih bermanfaat, olahraga yang dipaksakan justru lebih banyak memberi dampak negatif.

Salah satunya, tubuh rentan mengalami cedera.

Baca juga: 7 Penyebab Kamu Susah Tidur di Malam Hari

Adit menyebutkan tanda-tanda overtraining antara lain lemas, otot tidak kuat lagi mengangkat beban, hingga kelelahan mental.

"Jadi karena mungkin terlalu sering melakukan gerakan yang sama terus-menerus, olahraga terus-menerus, jadinya secara mental capek," kata dia.

Hal senada diungkapkan oleh fisiolog olahraga dan instruktur fakultas di San Diego State University dan the National Academy of Sports Medicine, Fabio Comana di laman Forbes edisi 28 Februari 2019.

Waktu terbaik berolahraga bergantung pada ritme sirkadian seseorang.

Sebab hal itu juga berkaitan dengan variasi dalam penanda fisiologis, seperti denyut jantung, tekanan darah dan temperatur, yang semuanya berdampak pada performa olahraga.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com