Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/01/2020, 17:29 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

KOMPAS.com - Seratus siswa dan atlet yang berpose dalam sebuah foto untuk merayakan pencapaian mereka, mendedikasikan gambar itu kepada legenda NBA Kobe Bryant, yang meninggal tak lama sebelum foto diambil.

Pemotretan yang berlangsung pada 26 Januari 2020 itu digagas oleh Beyond the Ball - sebuah organisasi yang berbasis di Texas, Amerika Serikat. 

Organisasi ini dibentuk untuk menunjukkan kepada generasi muda, bahwa mereka dapat melakukan banyak hal besar, tak hanya lewat bermain bola.

Baca juga: Kobe 5 Protro, Sneaker Anyar Nike untuk Kobe Bryant

"Fokus pemotretan itu secara resmi untuk menghormati warisan yang ditinggalkan Kobe, dan bagaimana masing-masing dari mereka mewujudkannya setiap hari," kata Erica Molett, CEO Beyond the Ball.

"Itu adalah momen yang emosional karena begitu banyak dari anak-anak itu yang mengagumi Kobe."

Katisha Williams, yang putranya Bryson muncul di foto, mengatakan, mereka sempat menghentikan sesi acara untuk mengheningkan cipta, setelah mengetahui kematian Kobe.

Seperti yang diberitakan, Kobe dan putrinya yang berusia 13 tahun Gianna adalah dua dari sembilan korban tewas dalam kecelakaan helikopter di California, AS, Minggu (26/1/2020).

Baca juga: Sederet Pesan Duka dari Dunia Sneaker untuk Kobe Bryant...

Tragedi itu mengguncang komunitas bola basket serta penggemar di seluruh dunia.

Molett, yang putra-putranya Kyle, 13, -seorang pemain basket, dan Tyler, 12, -seorang pemain basket dan pemain saksofon- ada di dalam foto, memberikan kesaksiannya.

Dalam sesi dengan itu, Beyond the Ball meluncurkan kampanye di media sosial yang meminta para orangtua untuk menulis surat pengungkapan. mengapa anak mereka adalah "anak yang cemerlang."

Pesan yang terpilih akan muncul dalam bentuk foto dan peliputan, termasuk gambar di sampul Southern Dallas Magazine.

Baca juga: 21 Sneaker yang Warnai Hidup Kobe Bryant...

"Rasanya seperti akhirnya ada seseorang yang bertanya kepada mereka tentang hal-hal baik tentang anak-anak mereka yang cemerlang," kata Molett.

"Kadang-kadang, kita berkutat pada perasaan soal ibu kulit hitam yang berkutat dalam isu kekerasan polisi."

"Sebagai orangtua, kita selalu ingin mengucapkan pujian tentang anak kita, tetapi seperti tidak ada kesempatan," sebutnya.

Molett mengatakan impian bocah-bocah itu untuk menjadi atlet seringkali mampu mengalihkan perhatian mereka dari pengejaran prestasi akademis.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com