Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kurangi Risiko Alergi dengan Memiliki Hewan Peliharaan

Kompas.com - 04/02/2020, 21:30 WIB
Gading Perkasa,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Memiliki hewan peliharaan baru mungkin adalah hal terakhir di pikiran kita saat memiliki bayi. Namun, ternyata hewan-hewan lucu itu bisa menjadi pertahanan terbaik bagi anak terhadap alergi.

Sejumlah penelitian menunjukkan, anak-anak yang terpapar hewan sebelum usia satu tahun cenderung tidak mengalami alergi ketika beranjak dewasa.

Lebih lanjut, wanita hamil yang memiliki anjing akan lebih aktif beraktivitas fisik karena mereka membawa anjingnya berjalan-jalan. Anjing atau hewan peliharaan apa pun juga terbukti benar-benar bisa membuat kita lebih bahagia dan lebih sehat.

Namun, bagaimana jika anak punya alergi?

Jika anak alergi terhadap hewan peliharaan 
Sebagian besar orang percaya alergi hewan peliharaan disebabkan rambut dari hewan, namun hal itu tidak sepenuhnya benar.

Protein yang ikut terbawa dalam ketombe dan sedikit pada liur serta urin anjing atau kucing dapat menyebabkan reaksi alergi pada beberapa orang. Protein inilah yang kemudian terpapar ke perabotan rumah tangga atau pakaian dan bertahan lama.

Terkadang, hewan peliharaan kita bahkan dapat membawa alergen lain, seperti serbuk sari, ke dalam rumah.

Baca juga: Manfaat Memiliki Hewan Peliharaan untuk Anak

"Pencegahan paling baik adalah dengan mengeluarkan hewan peliharaan dari rumah. Namun, kebanyakan orang enggan melakukannya," kata ahli alergi, Sandra Hong, MD.

"Tindakan lain yang dapat kita ambil misalnya membatasi hewan peliharaan dari kamar tidur anak, menggunakan pembersih udara dengan filtrasi HEPA dan rutin memandikan anjing atau kucing."

Perawatan alergi bisa berupa obat-obatan untuk mengendalikan gangguan pada hidung, mata, dan dada.

Dokter juga akan merekomendasikan imunoterapi jika gejalanya tidak terkendali, dengan menggunakan metode lain.

Gejala alergi meliputi:

Reaksi ringan
Gejala yang memengaruhi area tubuh tertentu, seperti ruam atau gatal-gatal, mata berair atau merah, demam, serta pilek. Reaksi ini tidak menyebar ke bagian lain dari tubuh.

Reaksi sedang
Termasuk gejala yang menyebar ke bagian tubuh lain, seperti gatal-gatal, bengkak, dan sulit bernapas.

Baca juga: Perhatikan, 7 Gejala Alergi yang Mungkin Tak Disadari

Reaksi yang parah
Dikenal sebagai anafilaksis, kondisi darurat langka yang mengancam nyawa dan memengaruhi seluruh tubuh.

Anafilaksis bisa dimulai dari rasa gatal pada mata atau wajah. Dalam beberapa menit, gejala lebih serius muncul, seperti pembengkakan tenggorokan, sakit perut, kram, muntah, diare.

Rasa pusing juga dapat terjadi, karena anafilaksis menyebabkan penurunan tekanan darah (alergi parah dan anafilaksis tidak dipicu oleh hewan).

Jika kita atau sang buah hati memiliki alergi terhadap hewan peliharaan, jangan menunggu gejala hilang. Bila gejalanya bertahan lebih dari satu atau dua minggu dan cenderung kambuh, periksakan ke dokter alergi untuk penanganan lebih lanjut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com