Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Durasi Tidur Pengaruhi Kesehatan Mental Anak, Apa Sebabnya?

Kompas.com - 05/02/2020, 08:08 WIB
Nabilla Tashandra,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tidur yang berkualitas ternyata tidak hanya memengaruhi pertumbuhan anak, tetapi juga kesehatan mental.

Sebuah studi yang dilakukan para peneliti dari University of Warwick menemukan, depresi, kegelisahan, perilaku impulsif, dan kinerja kognitif yang buruk pada anak ternyata dipengaruhi oleh durasi tidur.

Tidur adalah proses aktif yang mendukung reorganisasi sirkuit otak.

Baca juga: 4 Cara Membuat Tidur Malam Lebih Nyenyak

Sehingga, tidur menjadi hal yang sangat penting bagi anak-anak, yang otaknya masih berkembang. dan mengatur ulang dengan cepat.

Kesimpulan itu tertuang dalam makalah berjudul 'Sleep Duration, Brain Structure, and Psychiatric and Cognitive Problems in Children  yang diterbitkan dalam jurnal Molecular Psychiatry.

Dalam riset ini, para peneliti menggunakan data 11.000 anak usia 9-11 tahun dari Adolescent Brain Cognitive Development.

Data tersebut mengungkap hubungan antara durasi tidur dan struktur otak yang kemudian diperiksa oleh sejumlah peneliti.

Baca juga: Awas, Kurang Tidur Terbukti Turunkan Kualitas Sperma

Mereka adalah Profesor Jianfeng Feng, Profesor Edmund Rolls, Dr. Wei Cheng dan koleganya dari Departemen Ilmu Komputer, University of Warwick dan Fudan University.

Ukuran depresi, kecemasan, perilaku impulsif dan kinerja kognitif yang buruk pada anak dikaitkan dengan durasi tidur yang lebih pendek.

Selain itu, masalah depresi dikaitkan dengan durasi tidur pendek satu tahun kemudian.

Volume otak yang lebih rendah dari area otak yang melibatkan korteks orbitofrontal, korteks prefrontal dan temporal, precuneus, dan girus supramarginal, ditemukan berkaitan dengan durasi tidur yang lebih pendek, dengan menggunakan pendekatan analisis data besar.

"Jumlah tidur yang disarankan untuk anak-anak usia 6-12 tahun adalah 9-12 jam."

Baca juga: Sering Menggertakkan Gigi Saat Tidur, Apa Sebabnya?

"Namun, gangguan tidur sering terjadi pada anak-anak dan remaja di seluruh dunia karena meningkatnya permintaan waktu mereka dari sekolah."

"Juga karena meningkatnya penggunaan waktu di layar gawai, dan kegiatan olahraga serta aktivitas sosial."

Begitu diungkapkan Profesor Jianfeng Feng, dari Departemen Ilmu Komputer University of Warwick.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com