Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kontroversi Nike ZoomX Vaporfly dan Kompetitor yang Mengikuti Jejaknya

Kompas.com - 05/02/2020, 08:50 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Bagian dalam dari outsole Nike Vaporfly adalah pelat serat karbon atau shank, yang memberi tenaga ekstra.

Sehingga, di bawah standar baru IAAF, Vaporfly Next% yang dipakai Kosgei akan tetap legal, sedangkan sneaker prototipe Kipchoge tidak lagi diizinkan.

Baca juga: Kok Bisa Eliud Kipchoge Pecahkan Rekor, Lari Maraton di Bawah 2 Jam?

Mereka yang mengikuti jejak Nike

Ketika Vaporfly mendapat sorotan, pesaing Nike, yaitu ASICS, Saucony, New Balance, dan Brooks telah mengerjakan desain sepatu mereka dengan pelat serat karbon. Hal ini mereka lakukan untuk mengimbangi Nike Vaporfly.

Dikembangkan sejak Agustus 2017, Brooks Hyperion Elite menampilkan busa eksklusif baru dan pelat serat karbon.

Prototipe Hyperion Elite membantu pelari maraton, Desiree Linden meraih kemenangan di Boston Marathon 2018.

"Teknologi ini memiliki berat jenis sangat rendah, yaitu 0,12 gram per sentimeter kubik, yang memungkinkan Brooks menjaga midsole tetap tebal dan sepatu menjadi ringan."

"Pelat serat karbon setebal 1 mm dan memiliki tulang belakang setebal 0,5 mm di tengah untuk dukungan tambahan."

Pada laporan lain terkait Nike Vaporfly, Footwear News berbicara dengan Kris Hartner, pemilik toko sepatu Naperville Running Co.

Hartner menyebut, kita bakal melihat koleksi yang akan datang dengan teknologi pelat karbon serupa dari Brooks, Saucony, ASICS, serta New Balance, karena itulah yang sedang mereka kembangkan.

Setiap jenis olahraga telah melalui momen di mana teknologi memaksa kita untuk bertanya, "Apakah ini memberi keuntungan bagi atlet tertentu secara tidak adil?"

Pada tahun 2008, Speedo merilis baju renang full body LZR yang dipatenkan ke Beijing Olympics, yang membantu mencetak 25 rekor dunia baru.

Baju renang itu memiliki permukaan serupa kulit ikan hiu yang membuat perenang bisa melaju lebih cepat ke depan.

Selanjutnya, baju renang full body dilarang dipakai di kompetisi oleh FINA (Federation Internationale de Natation) karena dianggap memberi keuntungan tidak adil untuk pemakainya. Namun, 25 rekor dunia itu masih diakui sampai sekarang.

Di dunia footwear, teknologi terbaru juga sering dipermasalahkan bila membuat seseorang menang karena bantuan sepatu yang dikenakannya.

Mungkin kelak, bila semua produk sudah menggunakan teknologi serupa, maka sepatu seperti yang dipakai Kipchoge akan diperbolehkan dalam pertandingan. 

Baca juga: Sepatu Lari Nike Nyaris Dilarang Karena Terlalu Bagus

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com