KOMPAS.com - Dengan sepatu lari baru yang menurutmu nyaman, kamu siap berlari sejauh 5K. Tapi, 15 menit berlari, kamu merasakan sakit di bagain belakang pergelangan kaki, akibat lecet.
Pagi berikutnya, pergelangan kaki terlihat lebih buruk. Kulit memerah yang telah membentuk kantong-kantong cairan (melepuh).
Melepuh pada kulit biasanya berisi cairan plasma, darah, serum, ataupun pus (nanah) – tergantung dari penyebab lepuh.
"Cairan itu berfungsi untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada kulit di bawahnya dan membuat kulit sembuh," kata Shilpi Khetarpal, MD.
Baca juga: Cara Mengobati Kulit Melepuh Akibat Terbakar Sinar Matahari
Haruskah memecahkan kulit melepuh?
Jawabannya, tidak.
"Melepuh tidak boleh terbuka, karena ini adalah cara alami tubuh untuk melindungi kulit seperti plester," kata Dr. Khetarpal.
Pada kebanyakan orang, kulit yang melepuh akan sembuh dengan sendirinya. Tapi, pada sebagian orang yang berisiko terinfeksi, dokter dapat menggunakan jarum steril untuk mengeluarkan cairan.
Kasus ini terutama terjadi pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah (orang dengan HIV, diabetes, atau mereka yang minum obat yang menekan sistem kekebalan tubuh).
Baca juga: Hati-hati, Ini Tanda Luka Sudah Terinfeksi
Apakah kamu rentan mengalami lecet?
Beberapa penyakit kulit yang sudah ada sebelumnya akan meningkatkan risiko lecet.
Atau ketika kamu berjalan-jalan dengan kaki basah atau lembab, entah itu karena keringat atau karena air juga akan meningkatkan risiko lecet.
"Dalam kedua kasus tersebut, kamu lebih rentan terhadap lecet karena penghalang kulit terganggu," kata Dr. Khetarpal.
Selain kaki, melepuh juga bisa terbentuk di tangan - karena kedua area ini mengalami gesekan dan abrasi berulang.
Baca juga: Hindari Membersihkan Luka dengan Alkohol