Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tidak Selalu Harus Jadi Manajer untuk Kemajuan Karier

Kompas.com - 08/02/2020, 09:03 WIB
Gading Perkasa,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber CNN

KOMPAS.com - Di banyak perusahaan, "menaiki anak tangga untuk kemajuan karier biasanya berarti satu hal. Yaitu, dipromosikan ke jajaran manajerial.

Namun, banyak karyawan berbakat tidak tertarik mengelola orang lain atau bertanggung jawab atas pekerjaan tim.

Bagi mereka, promosi menjadi manajer atau pemimpin bisa berarti perubahan tidak bahagia dari apa yang mereka lakukan dan nikmati.

Baca juga: Membangun Networking untuk Loncatan Karier

Hal seperti itu juga dapat melukai atasan, jika seseorang yang mereka promosikan tidak bahagia atau tidak terampil dalam manajemen.

Lagipula, manajer yang buruk sering menjadi alasan mengapa karyawan memiliki performa buruk atau mengundurkan diri.

Walau begitu, individu yang tidak ingin menjadi manajer, tetap menginginkan peningkatan dalam hal gaji, wibawa, dan apa yang mereka hasilkan.

Apa yang dilakukan perusahaan untuk mempertahankan karyawan berbakat non-manajer?

Perusahaan perlu memertimbangkan membuat jalur kedua untuk promosi, kata Johnny Taylor, presiden dan CEO Society for Human Resource Management (SHRM).

"Ada dua tangga, satu adalah tangga kompensasi dan satu lagi tangga kenaikan jabatan."

"Kontributor individu tidak selalu menginginkan kenaikan jabatan, tapi mereka tetap perlu ada kenaikan," kata Taylor.

Atasan juga butuh fokus pada cara-cara agar karyawan dapat meningkatkan keterampilan mereka dan tetap terlibat, selain menghasilkan lebih banyak uang.

Baca juga: Apa Saja Tips Penting agar Sukses Naiki Tangga Karier?

Perusahaan yang tidak menawarkan peluang pertumbuhan dapat berisiko menyisihkan beberapa talenta terbaik, kata presiden Work Institute, Danny Nelms, yang mempelajari keterlibatan dan retensi karyawan.

"Jika kita tidak dilihat sebagai perusahaan yang berinvestasi pada orang dengan peluang untuk berkembang, kita tidak akan menarik orang yang kita butuhkan," ujar Nelms.

Marcus Buckingham, head of people and performance research di ADP Research Institute dan co-author "Nine Lies About Work" memberikan saran.

"Siapa pun yang tidak ingin menjadi manajer harus bertanya langsung kepada calon atasan, apakah Anda punya rute alternatif untuk menghasilkan lebih banyak uang dan mencapai lebih banyak prestise dalam peran ini?"

"Itu salah satu pertanyaan paling penting untuk menilai efektivitas organisasi," kata Buckingham.

Baca juga: Jadi Kutu Loncat Karier Tak Selalu Negatif

 

"Anak tangga" alternatif di beberapa industri

Pada taraf tertentu, "anak tangga" alternatif itu sudah ada di beberapa industri, setidaknya untuk talenta yang berpotensi menghasilkan lebih dari atasan mereka, kata Taylor.

Misalnya, ahli bedah terkenal di dunia bisa menghasilkan lebih dari kepala departemen atau kepala rumah sakit.

Hal serupa berlaku bagi pelatih sepak bola yang sanggup menghasilkan lebih dari presiden universitas, atau tokoh media yang gajinya melebihi beberapa eksekutif.

Industri IT telah menciptakan peluang kemajuan bagi pengembang dan insinyur lain untuk mencapai bayaran lebih tinggi, tanpa harus mengelola orang lain secara langsung.

Namun dalam profesi lain seperti perawat, itu jarang terjadi. Biasanya, seorang perawat perlu pindah dari keperawatan ke peran supervisi atau pengawasan.

"Sangat sulit bergerak ke atas. Untuk tumbuh, kamu harus merawat lebih sedikit," kata Buckingham.

Baca juga: Penelitian Ungkap, Pasangan yang Tepat Tentukan Kesuksesan Karier

The Work Institute bekerja dengan dua organisasi kesehatan di Midwest untuk membantu mereka mengurangi pergantian perawat.

Salah satu solusi yang berhasil adalah menciptakan tangga karier baru bagi perawat, kata Nelms.

Itu termasuk bantuan memperoleh gelar lanjutan, program residensi, dan gaji lebih tinggi untuk berbagai tingkat pencapaian.

Pengusaha di industri yang mencari kreativitas, keahlian, serta keterlibatan tinggi karyawan, akan melemahkan tujuan itu jika seluruh uang dan prestise diberikan kepada mereka di jalur manajemen, kata Buckingham.

Jika hal itu terus terjadi, ia mengingatkan, "Itu berarti kamu tidak berinovasi, tidak ada kecepatan, tidak ada penguasaan. Kamu hanya akan berakhir dengan perusahaan yang penuh dengan manajer proyek."

Baca juga: Manfaatkan Media Sosial untuk Kembangkan Karier

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com