Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai, 5 Risiko Kesehatan yang Muncul dari Rasa Kesepian

Kompas.com - 10/02/2020, 15:28 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber CNN

Ini menunjukkan, kesepian tergantung pada bagaimana orang memandang situasi sosial mereka daripada situasi itu sendiri.

Sebanyak 95 partisipan dalam penelitian ini semuanya mempunyai hubungan sosial yang kuat dan merupakan bagian dari komunitas pedesaan South Dakota, yang saling berhubungan erat.

Namun, peneliti menemukan, bahkan perbedaan kecil dalam tingkat kesepian tercermin dari tidur mereka.

Baca juga: Mengapa Generasi Milenial Sering Merasa Kesepian?

3. Meningkatkan risiko demensia

Pada studi tahun 2012 terhadap sekitar 2.200 orang dewasa di Amsterdam, Belanda, terungkap, responden yang melaporkan kesepian --terlepas dari jumlah teman dan keluarga-- lebih mungkin mengalami demensia, daripada mereka yang hidup sendiri.

Peserta penelitian berusia antara 65-86 tahun tidak memperlihatkan tanda-tanda demensia dan tidak tinggal di panti jompo.

Sekitar setengahnya hidup sendirian, dan 20 persen melaporkan merasa kesepian. Hampir dua pertiga dari mereka adalah perempuan.

Setelah menyesuaikan faktor seperti usia, para peneliti menemukan, kesepian meningkatkan risiko demensia sebesar 64 persen.

Namun, mereka mengingatkan, hal itu tidak membuktikan jika kesepian menyebabkan demensia, dan mencatat hal sebaliknya bisa benar.

Sebab, demensia dan perubahan suasana hati yang menyertainya dapat berkontribusi pada beberapa penolakan sosial dari kesepian.

Baca juga: Punya Pasangan tapi Merasa Kesepian

4. Berkontribusi pada kematian dini

Dua studi di tahun 2012 menemukan, hidup sendirian --atau merasa kesepian-- bisa meningkatkan risiko kematian dini.

Penelitian diikuti sekitar 45.000 orang berusia 45 tahun ke atas yang mempunyai penyakit jantung atau berisiko tinggi mengalami penyakit tersebut.

Terungkap, mereka yang hidup sendiri lebih mungkin meninggal dunia karena serangan jantung, stroke, atau komplikasi lain selama periode empat tahun, dibandingkan mereka yang hidup bersama keluarga.

Studi kedua berfokus pada mereka yang berusia 60 tahun ke atas. Hasilnya, pria dan wanita 45 persen lebih mungkin meninggal selama periode studi enam tahun, jika mereka melaporkan merasa kesepian, terisolasi, atau ditinggalkan.

Baca juga: Minuman Bersoda Picu Risiko Kematian Dini, Simak Alasannya

5. Menghancurkan jantung

Orang-orang yang mengalami kesepian kronis bisa memiliki ekspresi berlebih dari gen yang terhubung ke sel yang menghasilkan respon inflamasi terhadap kerusakan jaringan.

Demikian kesimpulan penelitan pada tahun 2011 pada 93 orang dewasa.

Meski respon inflamasi baik untuk jangka pendek, inflamasi jangka panjang akan memicu penyakit jantung dan kanker.

Studi ini hanya menemukan korelasi antara ekspresi gen dan kesepian, sehingga sulit dipastikan salah satunya dapat memicu yang lain.

Namun, co-author dalam penelitian ini, Steven Cole menyarankan, obat antiinflamasi bisa bermanfaat bagi orang yang tidak mampu menghilangkan perasaan kesepian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com