Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/02/2020, 12:23 WIB
Lusia Kus Anna

Editor


KOMPAS.com - Mindfulness atau berkesadaran kini lebih banyak dibicarakan seiring dengan meningkatnya kepedulian akan kesehatan mental. Tidak hanya dalam melawan stres, kesadaran juga diperlukan orangtua dalam mengasuh anak.

Pola asuh penuh kesadaran membuat orangtua hadir seutuhnya untuk anak, bukan hanya secara fisik tapi juga perhatian, sehingga orangtua dan anak bisa saling terhubung dalam cara yang lebih bermakna. Diharapkan pola relasi yang seperti ini dapat menghilangkan tekanan pada kedua pihak.

"Mengingat kehidupan kita yang sangat sibuk dan betapa sibuknya juga kehidupan anak-anak kita, kita seperti hidup di treadmill,” kata Kristen Race, seorang psikolog anak dan penulis bu Mindful Parenting.

“Orangtua melewatkan semua momen yang bermakna dengan anak-anaknya karena berusaha untuk bertahan hidup,” tambah Race.

Kondisi tersebut membuat semua momen berharga lewat begitu saja, sehingga tahu-tahu anak sudah besar dan mandiri, tetapi hubungan dengan orangtua terasa hampa.

Baca juga: Anak Tidak Punya Teman, Inilah yang Harus Orangtua Lakukan

Menjadi orangtua dengan penuh kesadaran bisa menjadi cara untuk mencegah hal itu, dengan memusatkan perhatian seutuhnya pada si kecil.

1. Buatlah pagi menjadi awal yang baik
Setiap orangtua tahu bahwa segala kekacauan pagi dimulai dari saat kaki menyentuh lantai setelah bangun dari tidur. Orangtua harus membangunkan anak-anak, menyiapkan sarapan, sambil menyuruh si kecil menyikat gigi, membantunya memakai seragam, dan menjawab pesan-pesan di aplikasi percakapan.

Sayangnya mindfulness tidak akan membuat semua kerepotan di pagi hari lenyap. Tetapi, kita bisa mengurangi rasa stresnya.

Race merekomendasikan latihan sederhana, saat mengantar anak ke sekolah atau berkendara terutama untuk anak kecil, untuk selama satu menit penuh berdiam diri bersama dan mendengarkan semua suara yang ada di sekitar.

Setelah itu, bagikan apa yang Anda dengar. Latihan ini juga bisa dilakukan bahka di lingkungan yang bising, yang hanya terdengar suara sirine dan klakson.

“Anda bisa bertanya, 'Apa suara terjauh yang bisa kamu dengar? Apa yang dekat? Terkadang kita tidak memperhatikan hal-hal itu,” kata Race.

Atau, Anda bisa meminta si kecil menunjukkan sesuatu yang belum pernah mereka perhatikan sebelumnya.

IlustrasiShutterstock Ilustrasi

Tujuan dari latihan ini adalah untuk memberikan waktu hadir utuh bersama. Ditambah lagi, ini akan membangkitkan rasa ingin tahu si kecil, sehingga pada saat masuk kelas mereka sudah siap untuk belajar.

2. Memberi pelukan
Latihan sederhana dan indah ini dipopulerkan oleh biksu Zen Thich Nhat Hanh. Buatlah satu moment orangtua dan anak berkumpul bersama saling berpelukan selama tiga tarikan napas.

Meski Anda bisa melakukannya kapan saja, Race mengatakan itu bisa sangat efektif ketika si kecil sedang terlihat lesu karena itu akan membantu Anda berdua untuk melewati masa-masa sulit bersama.

Baca juga: 4 Mitos Meditasi yang Tak Harus Dipercaya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com